Ikuti Forum BISFF 2025, Indonesia Perkuat Posisi Jadi Pusat Keuangan Syariah Dunia

1 day ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya sebagai poros utama keuangan syariah global dengan berpartisipasi aktif dalam Brunei Islamic Sustainable Finance Forum (BISFF) 2025. Forum bergengsi ini diselenggarakan 29 Mei 2025 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Forum ini menghadirkan Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat sebagai salah satu pembicara (speakers). BISFF 2025 adalah forum internasional yang diadakan oleh Brunei Institute of Leadership and Islamic Finance (BILIF) lembaga training milik Brunei Darusaalam Central Bank (BDCB).

Forum ini mempromosikan kolaborasi global dalam pengembangan keuangan syariah berkelanjutan. Forum ini dihadiri oleh regulator, akademisi, pelaku industri, dan organisasi multilateral dari lebih 50 negara.

Dalam kesempatan tersebut, Sutan Emir memaparkan langkah-langkah strategis Indonesia dalam mempercepat pengembangan ekonomi syariah, memperkuat ketahanan ekonomi nasional, serta kontribusinya terhadap agenda keuangan berkelanjutan global.

Partisipasi Indonesia di BISFF 2025 menjadi momentum penting untuk memamerkan kemajuan signifikan yang telah dicapai dalam membangun ekosistem syariah holistik. Menurutnya, Indonesia tidak hanya fokus pada pertumbuhan instrumen keuangan syariah, tetapi juga menjadikannya sebagai pilar pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

"Kolaborasi antar-pemangku kepentingan serta inovasi kebijakan menjadi kunci keberhasilan kita,” kata Sutan Emir dalam pemaparannya.

Sutan Emir juga menegaskan bahwa sejak tahun 2020, KNEKS telah meluncurkan 27 inisiatif strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah. Inisiatif itu  mulai dari penguatan regulasi, pengembangan SDM, hingga perluasan pasar halal global.

Hasilnya, Indonesia meroket dari peringkat ke-10 pada 2018 menjadi peringkat ke-3 dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023. Capaian serupa tercermin dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2023, di mana Indonesia juga menduduki posisi ketiga dunia.

Indonesia terus memantapkan diri sebagai produsen produk halal terkemuka dunia. Hingga Maret 2025, penerbitan Sertifikat Halal telah mencapai 2.114.664 sertifikat, tumbuh 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor produk halal Indonesia pada 2024 mencatatkan rekor USD 51,4 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 7,08 persen dalam enam tahun terakhir.

Sektor makanan halal, farmasi, dan fashion muslim menjadi penyumbang utama, didukung oleh kebijakan pemerintah yang mempermudah proses sertifikasi dan akses pasar. “Peningkatan ekspor ini membuktikan bahwa produk halal Indonesia tidak hanya memenuhi standar global, tetapi juga memiliki daya saing tinggi. Kami optimistis tren ini akan terus berlanjut seiring dengan perluasan jaringan perdagangan dan diplomasi ekonomi,” ujar Sutan Emir.

Terkait Keuangan Sosial Syariah, Sutan Emir menjelaskan bahwa KNEKS telah mengusung empat strategi utama dalam pengembangannya. Strategi tersebut meliputi transformasi manajemen Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS), penguatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), reformasi pengelolaan wakaf nasional, serta perluasan jaringan layanan keuangan syariah berbasis pesantren.

Indonesia juga mendorong program unggulan seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) yang berhasil menghimpun dana wakaf tunai untuk pembiayaan infrastruktur publik. Sementara itu, inisiatif Green Sukuk menjadi andalan dalam mendanai proyek ramah lingkungan seperti PLTS dan restorasi mangrove.

Read Entire Article
Politics | | | |