Industri Mainan Lokal Terimbas Produk Impor

4 hours ago 6

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunggu pembeli di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk membersihkan dagangannya di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunggu pembeli di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunggu pembeli di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menempelkan stiker hiasan truk di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunggu pembeli di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunggu pembeli di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Muhit (32) pedagang miniatur truk menunjukan dagangannya di lapaknya di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurutnya, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga. Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan. Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perajin miniatur truk menyelesaikan pembuatan produknya kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Menurut perajin, penjualan miniatur truk tiap tahun mengalami penurunan hingga 70 persen dari biasanya dalam sebulan mampu menjual 18 miniatur truk, kini hanya mampu menjual tiga.

Muhit menuturkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun, impor produk mainan hingga penjualan online menjadi faktor utama menurunnya jumlah penjualan.

Lapak dagangan yang dulunya sebanyak delapan toko, kini hanya tersisa dua toko akibat jumlah produksi yang terus menurun. Miniatur truk tersebut dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp450 ribu tergantung ukuran dan kesulitan pembuatan.

sumber : Republika

Read Entire Article
Politics | | | |