Israel Dilaporkan Siap Mundur dari Gaza, Gencatan Senjata Kian Dekat

12 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan menemui titik terang. Hal ini setelah Israel dilaporkan bersedia mundur dari sebagian besar wilayah Gaza dalam perundingan.

Dilansir the Times of Israel, pejabat senior Israel menyatakan kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas “lebih mungkin terjadi” pada Rabu. Sementara dua sumber yang terlibat dalam upaya mediasi mengatakan jendela untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa hari ini telah terbuka setelah Tel Aviv setuju untuk secara signifikan mengurangi kehadiran pasukannya di Gaza selama gencatan senjata 60 hari.

“Saya yakin kesepakatan dapat dicapai,” kata pejabat Israel tersebut dalam sebuah pernyataan pada wartawan, yang berbicara tanpa menyebutkan namanya. "Ini tidak sederhana. Berunding dengan Hamas tidaklah mudah atau singkat, dan saya tidak bisa memberikan jadwal, tapi itu masih dalam jangkauan."

Komentar pejabat Israel tersebut mengisyaratkan sebuah optimisme di tengah-tengah desakan baru untuk gencatan senjata di Gaza yang akan melihat kembalinya sekitar separuh dari para sandera Israel. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menjadi tuan rumah dan makan malam pada Rabu dengan perdana menteri Qatar, di mana negosiasi sedang berlangsung, dalam upaya untuk memajukan kesepakatan.

Beberapa jam sebelum acara makan malam, Trump menyatakan di Gedung Putih bahwa “Kami memiliki kabar baik tentang Gaza,” tanpa menjelaskan lebih lanjut. Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan kepada para wartawan bahwa pembicaraan di Doha berjalan dengan baik.

Sementara itu, seorang diplomat Arab dan sumber kedua yang terlibat dalam upaya mediasi mengatakan kepada The Times of Israel bahwa Tel Aviv telah setuju untuk menurunkan tuntutan yang lebih maksimal terkait dengan tingkat penarikan sebagian wilayahnya dari Gaza selama gencatan senjata, setelah mendapat tekanan yang signifikan dari Witkoff.

Berkat tekanan Witkoff, peta baru yang diserahkan oleh Israel tidak lagi membayangkan IDF tetap berada di Koridor Morag yang membagi kota Rafah dan Khan Younis di Gaza selatan, kata kedua sumber itu.

Israel juga setuju untuk mengurangi cakupan kehadirannya di Rafah, di mana mereka mengatakan bahwa mereka bermaksud untuk menciptakan “kota kemanusiaan” yang kontroversial. Israel sebelumnya merencanakan memindahkan semua penduduk Gaza ke sana, diperiksa pada saat masuk, dan dicegah untuk meninggalkannya, untuk mendorong pembersihan etnis di Jalur Gaza.

Proposal Israel yang diperbarui untuk penarikan diri dari Gaza kemungkinan besar akan menghambat kemampuan untuk mengimplementasikan rencana “kota kemanusiaan” tersebut, kata diplomat Arab itu.

Read Entire Article
Politics | | | |