Isu TNI Masuk Kampus Hanya Gorengan, Akademisi Unindra Ajak Lawan Narasi Pecah Belah Bangsa

11 hours ago 4

loading...

Akademisi Unindra Jakarta Janudin menyatakan isu TNI masuk kampus yang digulirkan belakangan ini hanyalah gorengan politik segelintir kelompok yang tidak menginginkan persatuan bangsa semakin kokoh. Foto: Ist

JAKARTA - Akademisi Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Jakarta Janudin menyatakan isu TNI masuk kampus yang digulirkan belakangan ini hanyalah gorengan politik segelintir kelompok yang tidak menginginkan persatuan bangsa semakin kokoh.

Menurut dia, kampus adalah ruang inklusif bagi siapa saja untuk belajar, berdialog, dan bersinergi, termasuk dengan TNI sebagai bagian sah dari kekuatan nasional.

"Mereka yang mempersoalkan justru tidak memahami bahwa sinergi kampus dan TNI memperkuat karakter kebangsaan, bukan sebaliknya," tegas Janudin, Sabtu (26/4/2025).

Keberadaan TNI dalam kegiatan-kegiatan akademik seperti kuliah umum, pelatihan bela negara, dan seminar kebangsaan telah lama berlangsung sekaligus menunjukkan hubungan yang harmonis.

"Sejarah membuktikan sejak era awal kemerdekaan banyak tokoh kampus yang berinteraksi erat dengan TNI dalam upaya menjaga kedaulatan bangsa. Ini bukan hal baru dan justru memperkaya wawasan kebangsaan mahasiswa," ujarnya.

Kampus dan TNI memiliki tujuan yang sama dalam membangun karakter kebangsaan dan nasionalisme generasi muda. Banyak program bela negara yang digelar di berbagai universitas yang melibatkan peran aktif TNI tanpa mengurangi independensi akademik.

"Bahkan, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka peluang kolaborasi lebih luas dengan berbagai instansi, termasuk TNI," ucapnya.

Dia mengatakan, tudingan keterlibatan TNI akan meredam sikap kritis mahasiswa adalah narasi yang tidak berdasar. "Kritik di kampus tetap hidup dan sehat. Dialog dengan TNI justru membuka ruang diskusi baru tentang isu pertahanan, wawasan kebangsaan, dan geopolitik global yang semakin relevan dalam pendidikan tinggi," ungkapnya.

Janudin mengingatkan bahwa di era tantangan global saat ini kolaborasi seluruh elemen bangsa, termasuk kampus dan militer merupakan keniscayaan.

"Kampus bukan menara gading yang terisolasi. Kita harus membangun jejaring kekuatan nasional melalui sinergi pendidikan, riset, inovasi, dan pertahanan. Kita harus berpikir jernih semua untuk tidak terjebak pada provokasi yang memperkeruh persatuan nasional," katanya.

Menurut dia, membuka ruang bagi TNI di kampus adalah bagian dari semangat kebangsaan yang harus terus dirawat.

"Mahasiswa harus kritis, tetapi juga harus inklusif dan kolaboratif. Mari kita lawan narasi yang mencoba memecah belah anak bangsa dengan menjaga kampus sebagai ruang dialog, pembelajaran, dan sinergi untuk Indonesia yang lebih kuat," ujarnya.

(jon)

Read Entire Article
Politics | | | |