REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Senin kemarin, 21 April 2025, ribuan masyarakat dan tokoh budaya memadati Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor. Mereka menyambut dan menyaksikan Kirab Panji dan Mahkota Binokasih, sebuah peristiwa bersejarah yang menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Bogor ke-543, sekaligus menjadi momentum penting dalam pelestarian warisan budaya Sunda.
Bupati Bogor Rudy Susmanto mengatakan kegiatan Kirab Panji dan Mahkota Binokasih ini menjadi momen bersejarah karena untuk kali pertama Mahkota Binokasih singgah kembali di Kabupaten Bogor. Kali terakhir mahkota yang menjadi barang pusaka Sunda ini hadir adalah pada masa pemerintahan Prabu Suryakancana, sebelum akhirnya dipindahkan ke Sumedang Larang. Mahkota Binokasih merupakan simbol sejarah dari Kerajaan Sunda Pajajaran sekaligus simbol penyatuan antara Kerajaan Galuh dan Sunda Pajajaran.
“Mahkota Binokasih kembali hadir untuk memperkenalkan sejarah panjang Tatar Sunda kepada masyarakat Kabupaten Bogor. Kirab Mahkota Binokasih ini tentunya bukan sekadar peristiwa budaya yang menampilkan keindahan mahkota atau simbol-simbol adat, namun juga merupakan wujud pelestarian budaya kebanggaan masyarakat Sunda, serta penghormatan terhadap warisan dan nilai-nilai luhur budaya Pajajaran,” tutur Rudy, dikutip dari siaran pers, Rabu (23/4/2025).
Singgahnya Mahkota Binokasih ini, menurut Rudy, menjadi simbol awal kebangkitan Kabupaten Bogor. Di balik wujud fisiknya, mahkota ini membawa pesan peradaban ideal yang dicetuskan Prabu Bunisora Suradipati, yaitu peradaban yang berlandaskan kebijaksanaan, keadilan, dan harmoni antara manusia dengan alam.
Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Raden Luky Djohari Soemawilaga, menjelaskan kirab ini menjadi ruang pembelajaran dan edukasi kepada publik terhadap sejarah peradaban. Ia berharap hadirnya kegiatan ini bisa menjadi cara untuk mengajak masyarakat mengingat kembali nilai-nilai budaya luhur sebagai fondasi kehidupan dan berbangsa pada hari ini.
“Setelah ratusan tahun meninggalkan Kabupaten Bogor, hari ini Mahkota Binokasih kembali lagi. Pimpinan-pimpinan Pajajaran turut hadir menyaksikan peristiwa ini dan banyak filosofi-filosofi yang terwujud dalam simbol Mahkota Binokasih, salah satunya adalah sebagai pemersatu beberapa perbedaan yang ada di Indonesia, khususnya di Propinsi Jawa Barat,” kata Luky.
Rudy berharap kegiatan kirab ini dapat menumbuhkan kesadaran dan rasa bangga pada generasi penerus. Selain itu, ia melihat hadirnya kirab ini menjadi awalan untuk menempatkan Kabupaten Bogor sebagai destinasi bersejarah.