Kisah Ketabahan Nabi Ayyub AS dan Doa yang Menembus Langit

3 hours ago 2

Home > Doa Tuesday, 08 Jul 2025, 19:12 WIB

Aku telah diberi nikmat kesehatan dan kekayaan oleh Allah selama 70 tahun. Maka aku merasa malu jika baru 7 tahun diuji, lalu aku mengeluh kepada-Nya.

Ilustrasi Ilustrasi

Kisah Ketabahan Nabi Ayyub AS dan Doa yang Menembus Langit

SAJADA.ID--Dalam sejarah para nabi, tidak banyak yang mengalami ujian sehebat Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Ia adalah simbol ketabahan, keteguhan iman, dan pengabdian yang tulus kepada Allah Azza wa Jalla. Nama beliau diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai teladan sempurna dalam bersabar menghadapi cobaan hidup.

Kehidupan yang Diberkahi: Harta, Keturunan, dan Iman

Nabi Ayyub hidup di wilayah Hauran, Syam. Ia adalah keturunan Nabi Ishaq bin Ibrahim. Sebelum ujian menimpanya, beliau adalah seorang hartawan besar. Ternaknya berjumlah ribuan: unta, sapi, kambing, keledai. Ladangnya luas dan subur. Ia juga dianugerahi banyak anak—disebutkan dalam sebagian riwayat ada 12 hingga 14 anak laki-laki dan perempuan—semua sehat, berbakti, dan membanggakan.

Namun yang paling agung dari diri Nabi Ayyub adalah hatinya yang bersih. Dalam kondisi berkecukupan, ia tidak lupa pada Allah. Ia rajin beribadah, menyantuni fakir miskin, dan menolong siapa saja yang membutuhkan. Karena itulah Allah memuliakannya sebagai nabi.

Ujian Beruntun: Hancurnya Segala Nikmat Dunia

Allah hendak menguji kesetiaan hamba-Nya yang saleh ini. Maka satu per satu kenikmatan itu dicabut.

Pertama, harta kekayaannya lenyap. Ladang-ladangnya terbakar habis. Ternak-ternaknya mati terserang wabah dan bencana. Kebun-kebun porak-poranda diterpa angin dan hujan deras. Dalam sekejap, sang hartawan menjadi orang yang tak punya apa-apa.

Kedua, anak-anaknya wafat. Suatu hari rumah tempat berkumpul anak-anaknya ambruk karena angin topan. Mereka semua mati tertimpa reruntuhan. Tak tersisa satu pun. Dunia seakan runtuh bagi seorang ayah. Namun, Ayyub hanya bersujud sambil berkata:

"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji‘uun."

Ketiga, beliau diuji dengan penyakit kulit yang berat. Penyakit itu menular dan menjijikkan. Kulitnya mengelupas, dagingnya membusuk, dan bau tubuhnya menyengat. Orang-orang mengusirnya dari perkampungan. Ia pun tinggal di luar kota, di gubuk tua yang reyot. Tak ada yang mau mendekat—kecuali istrinya.

Image

SAJADA.ID

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

Read Entire Article
Politics | | | |