Komitmen ESG Pertamina, Rumah Sakit Kapal Jangkau Warga Terpencil Papua

6 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Akses terhadap layanan kesehatan yang memadai masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Menjawab kebutuhan ini, PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali berkolaborasi dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) menghadirkan layanan kesehatan terapung melalui Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II.

Kali ini, kapal rumah sakit berlabuh di Waigeo Utara, Papua Barat Daya, dan akan beroperasi selama 60 hari sejak 10 Juni 2025 hingga Agustus mendatang. Layanan medis ditargetkan menjangkau hingga 10 ribu warga dari tujuh distrik tanpa biaya sama sekali.

“Kami melihat adanya kesamaan misi antara PIS dan doctorSHARE, yakni menghadirkan manfaat bagi masyarakat lewat laut melalui pemanfaatan fasilitas kapal. Karena itu, kerja sama ini sangat relevan,” ujar Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron dikutip Ahad (6/7/2025).

Kapal Rumah Sakit Nusa Waluya II dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis seperti ruang operasi mayor, IGD, ruang bersalin, laboratorium, dan ruang rawat inap. Selama kurang lebih 20 hari melayani di Waigeo, kapal ini telah membantu lebih dari 1.300 pasien, termasuk dua kasus operasi sesar darurat yang menyelamatkan ibu dan bayi.

Baron menambahkan, kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi serupa yang telah dilakukan pada tahun 2023 di wilayah Seget, Sorong - Papua. “Ini sejalan dengan pilar sosial CSR PIS, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses kesehatan, selain dua pilar lain yaitu lingkungan dan pendidikan,” katanya.

Ketua Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), Tutuk Utomo mengapresiasi kolaborasi kedua bersama PIS yang tetap berkomitmen menyalurkan tanggung jawab sosialnya untuk penyediaan akses layanan kesehatan bagi masyarakat daerah terpencil, yang lebih mudah diakses.

“Dukungan dari PIS, memungkinkan kami melayani masyarakat secara optimal di wilayah pelosok Indonesia Timur. Kerja sama ini bukan hanya sekadar penyediaan fasilitas, tapi sebuah sinergi positif untuk memberikan kehidupan dan kesehatan yang lebih baik dan tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Tutuk.

Ia menjelaskan, Nusa Waluya II memiliki luas sekitar 900 meter persegi dan dilengkapi fasilitas berupa 21 bed rawat inap, 2 ruang bedah mayor, ruang bersalin (VK), IGD, 9 klinik spesialis dan umum, serta fasilitas laboratorium, radiologi, dan bank darah.

Sebanyak 35 tenaga medis juga bertugas secara penuh di kapal, termasuk dokter umum, perawat, apoteker, bidan, dan tenaga spesialis seperti obgyn, anak, bedah, dan penyakit dalam.

“Selama di Waigeo, kami menangani kasus-kasus kritis, salah satunya adalah operasi sesar dengan janin terlilit tali pusat yang kemungkinan selamatnya sangat kecil jika tidak ditangani segera. Ini menunjukkan pentingnya akses terhadap fasilitas medis yang memadai,” ujar Tutuk.

Program Rumah Sakit Kapal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan oleh PIS, khususnya pada aspek sosial. Program ini sekaligus mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 3 (kesehatan), SDG 10 (pengurangan kesenjangan), SDG 14 (ekosistem laut), dan SDG 17 (kemitraan).

Kolaborasi ini juga melengkapi komitmen PIS dalam mendorong kehadiran perusahaan negara yang berdampak nyata, khususnya di daerah dengan akses terbatas. Selain mengangkut energi ke seluruh negeri, PIS melalui kerja sama ini menunjukkan bahwa kapal juga bisa menjadi sarana pelayanan publik yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Read Entire Article
Politics | | | |