Korban Keganasan OPM: Pipi Kiri Hilang, Tangan Putus, Hingga Luka Punggung

8 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YAHUKIMO -- Pasukan gabungan Satgas Damai Cartenz Polri dan Koops TNI Habema sudah berhasil mengevakuasi 11 jenazah para pendulang emas yang menjadi korban keganasan kelompok separatis bersenjata (OPM) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Sebagian jenazah sudah diidentifikasi dan divisum oleh tim dokter bedah di RSUD Dekai, Yahukimo.

Direktur RSUD Dekai dr Glent M Nurtanio mengungkapkan kondisi dua jenazah yang sudah divisum disimpulkan tewas dengan cara-cara yang mengerikan. "Hasil visum menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan pada tubuh jasad korban," kata Glent melalui siaran pers Satgas Operasi Damai Cartenz yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (12/4/2025).

Visum dilakukan pada Jumat (11/4/2025). Glent menerangkan, pada jasad korban pertama dipastikan sebagai laki-laki. Kondisi jenazah pertama ditemukan dengan mengenakan sepatu boots hijau, kaus kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang berwarna hitam. 

"Pada jenazah pertama ini, ditemukan luka-luka parah di bagian wajah. Luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di bagian punggung," ujar Glent.

Pada jasad korban kedua, kata dia, juga diidentifikasi sebagai laki-laki. Ditemukan dengan keadan mengenakan sepatu boots hijau, celena pendek dengan motif kotak-kotak putih dan dilapisi celana panjang cokelat, serta mengenakan tiga lapis kaus. 

"Ia (jasad kedua) mengalami luka tusuk tombak di bagian dada, ada anak panah yang bersarang di bagian perut kanan, dan kondisi tangan kanan dan kiri yang terputus, mengalami luka terbuka di bagian punggung, luka robek di tengkuk leher, dan luka-luka memar lainnya," ujar Glent.

Menurut dia, kedua jenazah yang divisum pada Jumat, tersebut belum diketahui identitas resminya. Namun, Glent mengatakan, saat tim dokter menerima kedua jenazah tersebut pada Kamis (10/4/2025), kondisi jasad tersebut sudah dalam proses mengurai.

Hal tersebut dengan melihat keadaan dua jasad sebelum dilakukan pembedahan visum sudah terdapat pembengkakan. Pun terjadi pengelupasan kulit serta kondisi mayat yang berbelatung.

"Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari-ari yang sudah mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh. Sehingga jenazah dilakukan pemeriksaan segera, untuk segera juga dilakukan pemakaman," ujar Glent.

Penyerangan yang dilakukan OPM terhadap para pendulang emas di Kali Silet menelan korban 11 orang. Penyerangan tersebut terjadi sepanjang Ahad (6/4/2025), sampai Selasa (8/4/2025). Insiden pembantaian baru diketahui pada Rabu (9/4/2025).

Read Entire Article
Politics | | | |