Kritikan Keras Presiden La Liga untuk Piala Dunia Antarklub

6 hours ago 3
Presiden La Liga, Javier Tebas. (Yusuf/Skor.id) (Yusuf/Skor.id)

SKOR.id - Kritikan keras dilayangkan Presiden La Liga, Javier Tebas, soal penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025.

Perhelatan Piala Dunia Antarklub 2025 memang bukan tanpa kontroversi.

Salah satu hal utama yang jadi perbincangan adalah semakin banyaknya laga yang harus dimainkan oleh pemain, dan waktu istirahat yang semakin sedikit.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hal ini pula yang menjadi sasaran kritik utama dari Javier Tebas, Presiden La Liga.

"Sebuah Piala Dunia Antarklub yang gagal total: para pemain dan liga menolak kehadirannya, jadwal berantakan, dan ekosistem sepak bola profesional rusak parah, dengan ratusan ribu pekerja terdampak," tulis Javier Tebas di laman sosial media pribadinya.

Selain itu, Javier Tebas juga menyoroti tentang penurunan harga tiket yang sangat dramatis, demi membuat stadion jadi penuh dengan penonton.

Memang, di babak grup, beberapa laga hanya ditonton oleh sangat sedikit penonton.

FIFA mengumumkan bahwa dari 48 laga Fase Grup, ada 1,67 juta penonton yang hadir, dengan rata-rata penonton 34.746 orang.

Masalahnya, jumlah ini sangat jauh dari total kapasitas penonton yang mencapai angka 2,95 juta penonton.

Artinya, ada 1,28 juta kursi kosong di stadion sepanjang Fase Grup!

Bahkan tercatat ada beberapa laga yang jumlah penontonnya kurang dari 10 ribu orang.

Di Inter&Co Stadium, Orlando, misalnya, laga Ulsan HD vs Mamelodi Sundowns hanya ditonton 3.412 orang dan laga Benfica vs Auckland City ditonton 6.730 orang.

Di TQL Stadium, Cincinnati, laga Pachuca vs RB Salzbug ditonton 5.282 penonton, sedangkan laga Borussia Dortmund lawan Ulsan HD dihadiri 8.239 penonton.

Di semifinal, laporan The AThletic mengungkapkan harga tiket menurun drastis yang awalnya 473 dolar AS (setara 7,6 juta rupiah) menjadi 13 dolar AS (210 ribu rupiah) hanya dalam waktu 72 jam.

Hal ini tentunya agar stadion MetLife tempat laga semifinal berlangsung, terisi penuh.

"Soal pemasukan dari kontrak televisi dan sponsor, semuanya sudah menyampaikannya, dengan beberapa "dipaksa" untuk ikut," kata Javier Tebas.

"Lebih parah lagi, harga tiket menurun drastis dalam upaya untuk "mengisi" stadion, selain juga masalah pajak bagi pemain dan organisasi muncul."

Javier Tebas mengatakan bahwa ini adalah titik nadir, dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi.

"Apakah semuanya bisa dilakukan lebih buruk dari ini?" ujarnya.

"Meski begitu, masih saja ada yang mengatakan bahwa ini adalah kesuksesan besar dan masa depan sepak bola. Semoga Tuhan menyelamatkan kita semua dari para "visioner" seperti ini."


Sumber: skor.id

Read Entire Article
Politics | | | |