Tentara Israel dan tim penyelamat mencari korban di tengah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Iran di Beersheba, Israel, Selasa (24/6/2025). Gelombang serangan rudal Iran menghantam kota Beersheba, Israel. Sejumlah bangunan hancur dan empat warga dikabarkan tewas dalam serangan itu.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Konflik militer Iran berikutnya dengan Israel diyakini akan menjadi yang 'terakhir' bagi rezim Zionis itu. Teheran kini memahami titik lemah musuh bebuyutannya. Demikian menurut sumber anonim di Republik Islam itu mengatakan kepada media Rusia, RT.
Sumber itu juga mengeklaim bahwa Iran masih memiliki banyak rudal canggih dalam persediaannya, yang dapat menembus pertahanan udara Israel.
Israel menyerang Iran awal bulan ini, menuduh bahwa Teheran hampir menyelesaikan bom nuklir. Selain menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, serangan udara IDF menewaskan ratusan orang dan sejumlah komandan militer senior serta ilmuwan yang diyakini terlibat dalam program nuklir negara itu.
Pada 22 Juni, AS bergabung dalam kampanye pengeboman dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Fordow.
Teheran, yang telah membantah mengejar program nuklir militer, membalas dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal kamikaze. Rudal-rudal itu menyerang wilayah Israel dan Pangkalan Udara Al Udeid AS di Qatar. Perang 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi AS yang sejauh ini masih terus berlaku.
"Iran akan menjadikan perang berikutnya dengan Israel sebagai perang terakhirnya," demikian sumber informasi di Teheran menghubungi RT pada Senin (1/7/2025).
Orang yang tidak disebutkan namanya itu menyatakan bahwa selama eskalasi terbaru dengan negara Yahudi ini, Iran telah menemukan titik lemah rezim [Israel].
Sumber itu selanjutnya mengeklaim bahwa Republik Islam itu masih memiliki puluhan ribu rudal generasi baru, dan akan menembakkan sedikitnya ratusan rudal ke Israel setiap hari jika terjadi konfrontasi militer baru.
Menurut sumber itu, otoritas Iran memiliki dukungan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penduduk di dalam negeri, serta warga Iran yang tinggal di luar negeri. Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk menetralisir ancaman rezim Israel secara permanen.
Mereka menegaskan bahwa meskipun para pemimpin Republik Islam itu sangat menyadari fakta bahwa AS kemungkinan akan datang menyelamatkan Israel, Teheran akan mengatasi tantangan ini.