loading...
Banyak peninggalan sejarah dari zaman kekhalifahan Turki Utsmani di Turki. Salah satunya adalah keberadaan dapur umum, yang sekarang dikenal sebagai dapur sosial di Turki yakni ?mârethane dan Kent Lokantas?. Foto dok PPIT
Salman Muhammad Muchlis,
Ketua Departemen Agama PPIT
BANYAK peninggalan sejarah dari zaman kekhalifahan Turki Utsmani di Turki. Salah satunya adalah keberadaan dapur umum , yang sekarang dikenal sebagai dapur sosial di Turki yakni İmârethane dan Kent Lokantası
İmârethane atau dalam Bahasa Indonesia Pembangunan/pemeliharaan kota adalah dapur umum di zaman Khilafah Utsmani yang dikhususkan untuk kalangan orang fakir, miskin, pelajar hingga pejabat agama. Pendanaan dari Imarathane berbasis wakaf yang berarti ditunjukan untuk amal jariah dalam kacamata Islam.
Selain itu Imarathane juga merupakan legitimasi Sultan pada masa kekuasaannya dalam kacamata politik saat itu. Ini menjadi nilai menarik ketika membahas tentang keberlangsungan dari Imarathane tersebut. Pasalnya sistem pendanaan dari Lembaga wakaf saat itu dapat mendanai kegiatan tersebut setiap harinya dan bertahan selama khilafah Utsmani ada.
Pada saat Turki bertransformasi menjadi Republik dan Sekuler, Layanan Masyarakat tersebut tidak hilang. Seperti yang diketahui kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar dari Masyarakat dan sosial khususnya bagi Masyarakat dengan pendapatan terbatas maupun pelajar.
Akhirnya Pemerintah baik itu pusat maupun daerah membuat instansi yang Bernama Kent lokantasi atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti restoran kota. Restoran ini mendapatkan subsidi dari pemerintahan yang berefek kepada murahnya harga makanan kepada publik, Kent lokantasi menyediakan berbagai macam makanan yang terstandarisasi namun dengan harga yang termasuk murah.DI Izmir contohnya, menjual dengan harga 50 lira/20.000 Rupiah. Dengan 4 menu yang tersedia setiap harinya. Kent lokantasi ini diambil dari anggaran publik dan berbasis sekuler dan untuk pelayanan publik.
Baca juga: Lakukan 3 Amalan Ini Sebelum Bekerja, Dijamin Aktivitas Jadi Banjir Pahala
Dengan adanya kent Lokantası ini diharapkan menjadi refleksi bagi pemerintahan Republik Indonesia, pasalnya per hari ini maraknya kasus keracunan dari program makanan bergizi gratis.Jika berkaca kepada pemerintah Turki tentu sudah ada standarisasi yang ketat terhadap pemilihan bahan makanan, proses memasak hingga Ketika pembagian makanan pun para pegawai memakai peralatan yang lengkap seperti penutup kepala dan sarung tangan higienis.
Tak sampai di situ konsumen pun pasti diarahkan untuk mencuci tangan dan memakai sendok dan garpu Ketika memakannya. Hal detail ini yang perlu di perhatikan oleh Pemerintah Indonesia. Standari operasional perlu diterapkan baik dalam hal makro maupun mikro.
Budaya makan yang beradab menjadi stigma bahwasanya hanya diaplikasikan oleh orang-orang kaya di Negeri kita tercinta. Sayangnya berdasarkan pengalaman penulis banyak standar operasional yang rapih dan cara makan yang bermutu bahkan untuk program buka Bersama yang notabenenya gratis, tetap ada standarisasi yang ketat dan sudah menjadi Budaya di Turki.
İmârethane dan Kent Lokantası merupakan bukti bahwasnya Turki dengan sejarahnya yang Panjang tetap berfokus terhadap pelayanan dan solidaritas publik dari segi ketersediaan pangan. Walaupun ada benang merah apabila di cermati Kembali tentang sistem Imarathane yang berbasis Agama dan amal Jariyah serta Kent Lokantası yang berbasis pelayanan Publik dan sekulerisme. Nilai dasar terhadap kebutuhan Pangan dan pelayanan dari pemerintah untuk solidaritas Masyarakat tetap ada dan relevan terlepas dari perbedaan sistem pemerintahan dan zaman.
Baca juga: 5 Kebaikan dalam Mencari Pekerjaan yang Halal, Kaum Muslim Wajib Tahu!
(wid)