Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (15/5/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengatakan, serangan yang dilancarkan Israel ke Iran menunjukkan bahwa Tel Aviv tidak memedulikan perdamaian dan stabilitas. Hal itu disampaikan Sugiono ketika berpidato di Konferensi Tingkat Menlu (KTM) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-51 di Istanbul, Turki, Sabtu (21/6/2025).
"Melalui serangkaian serangan terkutuk baru-baru ini terhadap Iran, Israel telah semakin menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap perdamaian dan stabilitas. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum, merusak dasar-dasar hukum internasional, serta merugikan semua proses damai untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," kata Sugiono dalam pidatonya.
Menlu RI kemudian menyinggung pernyataan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang memperingatkan bahwa fasilitas nuklir tidak boleh menjadi target serangan. Hal itu karena tindakan tersebut dapat membahayakan manusia dan lingkungan. Dalam serangannya ke Iran, Israel mengabaikan peringatan tersebut.
Sugiono menekankan bahwa Indonesia mendukung kawasan Timur Tengah (Timteng) bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya. Dalam pidatonya, Menlu RI turut menyoroti kekejaman Israel yang masih berlanjut di Jalur Gaza, termasuk memblokade pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Menurut Sugiono, hal itu kembali menunjukkan impunitas Israel karena ditindakannya dipandang sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional. Dia pun mengingatkan bahwa Israel masih melanjutkan permukiman ilegalnya di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Mengingat situasi di Timteng masih mengkhawatirkan, Sugiono mengimbau semua pihak untuk menahan diri agar eskalasi ketegangan tidak terus meningkat. "Kita tidak boleh menyerah pada diplomasi. Namun, kita juga harus melihat peran kita, dalam memperkuat multilateralisme dan hukum internasional. OKI harus lebih tegas," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Indonesia, kata Sugiono, mengusulkan setidaknya tiga hal yang dapat ditindaklanjuti, yakni: 1. Mengintensifkan upaya politik dan diplomatik untuk mengakhiri perang di Gaza; 2. Mempercepat pengakuan internasional atas Palestina sebagai negara berdaulat; 3. Bersatu untuk mewujudkan reformasi multilateral.