Tentara Israel di dekat kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari Jalur Gaza menuju Israel, Selasa, 29 Juli 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV --Ratusan warga Israel berdemonstrasi di dekat kantor pusat Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada Selasa (5/8/2025) malam. Mereka menuntut diakhirinya perang di Gaza dan pembebasan para sandera.
Laporam Channel 12 Israel, menyebutkan para demonstran memblokir Jalan Raya Ayalon yang melewati kementerian. Mereka juga melakukan aksi membakar ban mobil saat memblokir jalan.
Di antara para demonstran, terdapat keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza. Mereka menyatakan penolakan terhadap keputusan pemerintah untuk melanjutkan perang di Gaza.
Aksi protes ini muncul di tengah mandeknya negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas. Pekan lalu, Israel menarik diri dari perundingan tidak langsung dengan Hamas di Doha karena ketidaksepakatan mengenai isu-isu utama. Di antaranya seperti penarikan penuh pasukan dari Gaza, diakhirinya perang, pembebasan tahanan Palestina, dan mekanisme pengiriman bantuan kemanusiaan.
Hamas telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk membebaskan semua sandera Israel sekaligus dengan imbalan gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel, dan pembebasan tahanan Palestina.
Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan penuh demi kesepakatan parsial yang memungkinkannya memperpanjang perang.
Langkah ini, menurut keluarga sandera, didorong oleh kepentingan politik, karena khawatir pemerintahannya akan runtuh jika sayap kanan ekstremnya menarik diri demi mengakhiri perang.
Tel Aviv memperkirakan 50 warga Israel masih ditawan di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 10.800 tahanan Palestina, banyak di antaranya menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok hak asasi Palestina dan Israel.
sumber : anadolu / antara