NICL Jaga Momentum Pertumbuhan, Laba Bersih Meroket di Kuartal III/2025

8 hours ago 4

loading...

Emiten sektor pertambangan, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil mencatatkan penjualan pada kuartal III tahun 2025 sebesar Rp1,35 triliun. Foto/Dok

JAKARTA - Emiten sektor pertambangan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh Christopher Sumasto Tjia, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil mencatatkan penjualan pada kuartal III tahun 2025 sebesar Rp1,35 triliun. Raihan itu meroket 64,82% dibandingkan dengan perolehan penjualan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp821 miliar.

Peningkatan pada nilai penjualan ditopang dengan peningkatan volume penjualan nikel dari 1.273.855,62 mt menjadi 2.404.590,63 mt atau meningkat sebesar 88,76%. Imbas dari peningkatan Penjualan yang diiringi dengan efisiensi biaya, Laba Kotor Perseroan juga meningkat tajam dari Rp293,80 miliar pada kuartal III tahun 2024 menjadi sebesar Rp600,92 miliar.

Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan sebesar 104,53% YoY. Seiring dengan peningkatan laba kotor, Marjin Laba Kotor Perseroan juga mengalami peningkatan dari sebesar 35,77% melesat menjadi sebesar 44,39%.

Baca Juga: Laba Terbang Tinggi, NICL Sebar Dividen Rp159,53 Miliar
Sejalan dengan peningkatan Laba Kotor, Laba Usaha Perseroan juga meroket dari sebelumnya hanya sebesar Rp225,68 miliar pada kuartal III tahun 2024 menjadi Rp504,88 miliar pada kuartal III tahun 2025 atau meningkat 123,71%. Peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha menyebabkan Laba Neto Periode Berjalan Perseroan melambung tajam yaitu sebesar Rp401,66 miliar pada kuartal III tahun 2025 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp173,66 miliar. Laba Neto Periode Berjalan kuartal III tahun 2025 meningkat tajam sebesar 131,28% dari periode sebelumnya.

“Sejak akhir tahun 2024, harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 5,20% sejalan dengan tren global dan euforia industri baterai kendaraan listrik yang cenderung fluktuatif. Kami melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perseroan," ungkap Direktur Utama Perseroan, Ruddy Tjanaka.

"Perseroan sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang bertumbuh pada kuartal III tahun 2025. Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan Perseroan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi," sambungnya.

Terjadi sedikit penurunan pada Jumlah Aset Perseroan pada kuartal III tahun 2025 sebesar Rp971,88 triliun atau turun sekitar 7,45% dibandingkan dengan Jumlah Aset pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp1,05 triliun. Perseroan juga mencatatkan penurunan Jumlah Liabilitas dimana pada periode September 2025 Perseroan mencatat sebesar Rp138,60 miliar Jumlah Liabilitas dibandingkan dengan periode Desember 2024 sebesar Rp171,92 miliar. Hal ini disebabkan karena Perseroan melakukan pembayaran atas Utang pada periode tersebut.

Read Entire Article
Politics | | | |