REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jagat media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya video sejumlah driver Shopee Food yang menggeruduk sebuah rumah di kawasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Aksi massa ini dipicu dugaan penganiayaan terhadap rekan mereka yang pada Kamis, (3/7/2025) oleh pelanggan berinisial T, usai pesanan makanannya terlambat diantar.
Tak hanya driver, kekasihnya yang ikut mengantar pesanan itu pun ikut mendapatkan perlakuan aniaya. Kurir Shopee Food yang mengantar bernama Arzeto dan ditemani pacarnya yakni Ayuningtyas. Dari informasi yang beredar, peristiwa ini bermula saat kurir terlambat mengantar pesanan makanan.
Keterlambatan itu bukan tanpa alasan. Selain karena adanya double order dari sistem, ia juga terjebak macet akibat iring-iringan kirab budaya di jalan yang dilalui. Ia pun mencoba untuk menginformasikan keterlambatan tersebut kepada pelanggan namun sesampainya, T malah membalas dengan kemarahan dan bentakan.
"Saya orang pelayaran, tahu disiplin tidak?”, kata pria itu, dilansir dalam video yang kemudian viral di akun Instagram @merapi_uncover.
Tak terima diperlakukan kasar, terjadilah adu mulut hingga berujung dugaan penganiayaan terhadap keduanya. Menurut keterangan, keluarga dari T turut keluar rumah dan diduga ikut melakukan cakaran dan jambakan terhadap korban.
Ayuningtiyas pun melaporkan kejadian itu ke Polresta Sleman dan menjalani visum sebagai bukti pendukung. Dalam unggahan akun Instagram pribadi yang diduga milik korban, @sweetypie menulis "Saya sudah melakukan visum dan melapor ke Polres Sleman beberapa jam setelah kejadian tersebut. Terima kasih kepada semua pihak, terutama sesama driver Shopee yang sudah mendatangi lokasi untuk memberikan dukungan. Mohon maaf jika belum bisa membalas pesan satu per satu karena masih menenangkan diri." tulisnya.
Rekaman momen pelaku mengamuk kemudian menyebar luas hingga viral di media sosial dan memicu kemarahan komunitas driver ShopeeFood. Sebagai bentuk solidaritas, ratusan driver ShopeeFood berjaket oranye mendatangi rumah pria pelayaran di Bantulan, Sidoarum, Godean, pada Kamis malam (5/7/2025) pukul 23.30 WIB.
Massa mengepung rumah terduga pelaku sebagai bentuk protes atas dugaan penganiayaan terhadap rekan mereka. Aksi sempat memanas karena T tak kunjung keluar menemui massa. Pada pukul 01.00 WIB, massa driver berpindah ke Mapolresta Sleman, menuntut klarifikasi dan permintaan maaf secara langsung dari T. Pihak kepolisian akhirnya mempertemukan T dengan para driver sekitar pukul 02.00 WIB.
Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Agha Ari Septyan membeberkan kronologi peristiwa ini. "Di situ kejadiannya karena ShopeeFood-nya dapat orderan dari yang terlapor (yang berinisial T -Red), tapi terlambat. Terlambat dalam mengantar karena alasan dari Shopee Food-nya, driver-nya ada double orderan," kata Agha di Polresta Sleman, Sabtu (5/7/2025).
"Massa kemudian menyusul ke Polresta Sleman. Sampainya di Polresta Sleman, akhirnya dari ShopeeFood-nya sendiri langsung datang ke Polresta Sleman sekitar pukul 02.00 dini hari pagi," ucapnya.
Di hadapan para driver, T kemudian dipertemukan dana beberapa kali menyampaikan permintaan maaf. Setelah itu, polisi mengarahkan agar seluruh driver ShopeeFood kembali ke rumah masing-masing, namun, ternyata beberapa orang tidak langsung kembali.
"Massa tak langsung pulang tapi kembali ke rumah terlapor. Di situ kita sudah siapkan anggota, kita halau massa supaya tidak terjadi anarkis," kata dia.
Meski pengamanan telah disiapkan, amarah sebagian massa meledak. Sebuah mobil patroli milik Polsek Godean menjadi korban pelampiasan. Mobil tersebut diseret, digulingkan, dan dirusak secara brutal.
"Mobil kita juga tadi sempat diseret, di jalan digulingkan. Nah, terus kaca-kacanya dipukul semua," ungkap Agha.
Polisi langsung mengeluarkan Laporan Polisi Tipe A dan mengantongi identitas para pelaku perusakan. "Nama-nama dan pelaku-pelaku oknum yang merusak mobil tersebut sudah kita kantongi, dalam waktu dekat kita akan melakukan pemanggilan," ujarnya.
Meski situasi sempat memanas, polisi kini memastikan kondisi di lapangan telah aman. Agha juga mengimbau agar tidak ada lagi tindakan anarkis dari siapapun, baik dari masyarakat umum maupun komunitas driver ojek online.
"Sekarang kondisinya sudah aman, sudah kondusif, dan saya berpesan kepada masyarakat di sekitaran TKP maupun driver 'online', khususnya ShopeeFood, untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis lagi," ucapnya.