Ilustrasi kegiatan di perguruan tinggi islam.
REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Tim dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, meraih juara 3 kategori Best Presenter sekaligus Best Paper dalam ajang Seminar Nasional ADPI Mengabdi untuk Negeri (SNAMUN) Tahun 2025 yang berlangsung secara daring.
“Karya ilmiah yang kami presentasi dinilai relevan oleh dewan juri sebagai referensi dalam meningkatkan kecakapan digital mahasiswa, terutama di tengah tantangan masyarakat digital saat ini,” kata Dosen STAIN Meulaboh Hijrah dalam keterangan diterima ANTARA, Sabtu.
Hijrah mengatakan kecakapan digital di kalangan mahasiswa saat ini semakin penting mengingat masih adanya kesenjangan digital di berbagai daerah, yang perlu dijembatani melalui pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi.
Karya ilmiah yang meraih juara tiga dalam seminar nasional tersebut berjudul “Membangun Semangat Wirausaha Mahasiswa Berbasis Digital Marketing di Lingkungan Prodi Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat".
Karya ilmiah ini disusun oleh tim yang diketuai Ketua Prodi Perbankan Syariah Muliza MSi bersama anggota Ir Hijrah ST MKom (Dosen Ilmu Komputer), Mikhral Rinaldi MSi (SPI/Dosen Perbankan Syariah) M Rezki Andhika MPdI (Ketua Prodi PGMI), dan Annisa Qadrunnada MArs (Dosen Universitas Ubudiyah).
Hijrah menjelaskan SNAMUN merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia (ADPI). Setiap tim menjalani masa pengabdian selama empat bulan dan mempresentasikan hasilnya pada 14–15 Juni 2025.
Hijrah mengatakan partisipasi tim dosen dalam kegiatan forum ilmiah seperti ini bukan hanya sebagai kewajiban profesi, namun juga sebagai sarana publikasi dan pengembangan pengetahuan bagi para akademisi.
“Kegiatan ini penting sebagai bagian dari kontribusi dosen dalam mengembangkan institusi serta meningkatkan kecakapan digital mahasiswa, khususnya di lingkup Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN),” jelasnya.
sumber : Antara