Pezeshkian: Serangan Israel ke Iran Gagal dan Malah Membuat Mereka Frustasi

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN—Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa perang yang dipaksakan oleh rezim Zionis baru-baru ini telah meningkatkan persatuan di antara warga Iran dan juga membuat frustrasi musuh karena mereka gagal menyulut kekerasan di dalam negeri dengan menciptakan perpecahan.

"Memang benar bahwa mereka yang hilang dalam 12 hari ini sangat berharga, tetapi solidaritas dan konsensus yang kita capai jauh lebih berharga," kata Presiden pada Selasa (15/7/2025) ketika berpidato dalam sebuah upacara untuk menghormati staf Kementerian Koperasi, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Sosial atas upaya mereka selama perang 12 hari yang dipaksakan oleh rezim Zionis yang dimulai pada 13 Juni dan berakhir dengan gencatan senjata.

Rezim Zionis membunuh para komandan militer dan ilmuwan nuklir, serta membunuh ratusan warga sipil dalam serangan di daerah-daerah pemukiman.

Presiden Pezeshkian mengenang para syuhada perang. Dia mengatakan rezim Zionis telah salah mengira bahwa dengan membunuh para komandan Angkatan Bersenjata, sistem akan menghadapi tantangan.

Namun, lanjutnya, rencana musuh berhasil digagalkan berkat kebijaksanaan Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Seyyed Ali Khamenei, yang dengan cepat menunjuk para komandan baru, serta pertahanan yang kuat dari Angkatan Bersenjata Iran.

Pezeshkian juga memuji rakyat Iran atas keberanian dan kekuatan mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan mengatakan bahwa mereka memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kemenangan melawan rencana musuh.

"Rakyat Iran-lah yang telah menyelesaikan tugas yang lebih besar dan signifikan. Rencana musuh adalah bahwa, segera setelah dimulainya serangan, masyarakat akan menjadi tidak puas dan turun ke jalan, dan Republik Islam akan runtuh. Namun rakyat berdiri teguh melawan musuh dan membuat konspirasi mereka tidak efektif," katanya.

BACA JUGA: Heboh, Hacker Iran Bongkar dan Sebar Biografi Ribuan Warga Israel Terkait Militer

Bahkan mereka yang telah menghadapi ketidakadilan, mereka yang dipenjara, atau mereka yang telah meninggalkan negara itu dengan frustrasi, bangkit untuk membela negara, tambahnya.

"Aset persatuan dan kohesi ini, yang telah dicapai selama 12 hari ini, benar-benar tak ternilai harganya," katanya.

Dia menyatakan penyesalannya bahwa sejumlah kecil orang mengkhianati negara dan menyuarakan dukungan bagi rezim biadab, kriminal, dan pembunuh anak-anak yang terlibat dalam genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Read Entire Article
Politics | | | |