REPUBLIKA.CO.ID, NUSA PENIDA -- PT PLN (Persero) mengoperasikan Smart Microgrid Nusa Penida sebagai sistem kelistrikan cerdas berbasis digital yang mengatur pembangkit dan penyimpanan baterai secara otomatis. Infrastruktur ini menjadi langkah strategis PLN meningkatkan keandalan listrik di tengah naiknya kebutuhan daya di kawasan Nusa Penida.
PLN menargetkan modernisasi sistem kelistrikan pulau-pulau kecil dengan integrasi energi terbarukan sebagai bagian percepatan transisi energi bersih. Penerapan smart microgrid di Nusa Penida memperkuat pemanfaatan PLTS dan teknologi penyimpanan energi untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit diesel.
“Kami sedang membangun masa depan energi Indonesia yang berkeadilan, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dikutip Jumat (14/11/2025).
Pada tahap teknis, integrasi PLTS Suana berkapasitas 3,5 MWp dan Battery Energy Storage System (BESS) 1,8 MWh memungkinkan sistem bekerja otomatis menyeimbangkan pasokan terbarukan dan cadangan diesel. PLN menilai langkah ini bagian penting perubahan model bisnis menuju perusahaan energi berbasis teknologi.
Direktur Distribusi PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri menjelaskan Smart Microgrid Nusa Penida menjadi bukti transformasi sistem distribusi menuju jaringan yang tangguh dan responsif. Ia menegaskan perlunya sistem yang mampu mengolah data dan teknologi secara efisien pada era digitalisasi energi.
“PLN sedang membangun sistem distribusi yang berkelanjutan. Sistem yang cerdas dalam mengelola data dan teknologi secara efisien dan responsif,” ujarnya.
Arsyadany menambahkan kehadiran smart microgrid menghadirkan keadilan energi bagi masyarakat pulau kecil yang sebelumnya bergantung pada PLTD berbahan bakar minyak. Ia menggarisbawahi bahwa teknologi ini menjadi simbol wilayah pesisir berhak memperoleh listrik bersih dan modern.
General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menyampaikan Smart Microgrid Nusa Penida melanjutkan agenda transformasi PLN dalam digitalisasi sistem distribusi dan penguatan energi hijau. Ia menilai kawasan pariwisata seperti Nusa Penida membutuhkan sistem kelistrikan yang andal serta efisien untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Pulau Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan kini tidak hanya memesona dari sisi alam, tetapi juga menjadi pionir modernisasi kelistrikan,” jelas Eric.
Ia menjelaskan keberhasilan proyek ini merupakan hasil kolaborasi PLN UID Bali, PLN Icon Plus, dan PLN Indonesia Power dengan dukungan USAID SINAR sejak tahap pengembangan. Ia menekankan orkestrasi berbagai jenis pembangkit menjadi inti sistem ini agar pengoperasian listrik lebih efisien dan berbiaya rendah.
Sistem kelistrikan Nusa Penida tercatat melayani lebih dari 23 ribu pelanggan dengan daya terpasang 60,91 MVA dan transaksi energi mencapai 59,82 GWh hingga Agustus 2025. PLN menilai Smart Microgrid Nusa Penida memperkuat efisiensi dan mendukung Bali sebagai kawasan hijau sekaligus mandiri energi.

2 hours ago
3











































