Home > Mancanegara Friday, 04 Jul 2025, 19:39 WIB
Pembelian tank senilai Rp 97 triliun menjadi ekspor senjata sistem tunggal terbesar Korsel hingga saat ini.

SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengumumkan pada Rabu (2/7/2025), mereka telah menyelesaikan perjanjian ekspor senilai 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 97 triliun dengan Polandia untuk sejumlah tambahan tank K2 Black Panther. Hal itu menandai kesepakatan senjata besar pertama di bawah Presiden Lee Jae Myung.
Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA), Menteri Pertahanan (Menhan) Polandia Władysław Kosiniak-Kamysz mengonfirmasi penyelesaian negosiasi dengan Hyundai Rotem selaku produsen tank tersebut. Sementara ketentuan khusus kontrak diharapkan akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang.
Dikutip dari Defence Blog, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, kesepakatan kedua negara mencakup 180 tank, yang sesuai dengan skala perjanjian sebelumnya pada 2022. Hal itu menjadikannya ekspor senjata sistem tunggal terbesar Korsel hingga saat ini.
"Pemerintah secara konsisten menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap transfer teknologi dan kerja sama militer, yang mendapatkan kepercayaan mendalam dari Polandia melalui berbagai dukungan kebijakan seperti pembiayaan ekspor pertahanan," kata DAPA dalam sebuah pernyataan.
Upacara penandatanganan resmi yang melibatkan pejabat senior dari kedua negara sedang dijadwalkan. Kesepakatan tersebut dicapai setelah penundaan selama berbulan-bulan yang disebabkan oleh pergolakan politik dalam negeri di Korea Selatan menyusul deklarasi darurat militer singkat oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada Desember 2024, serta ketidaksepakatan terkait kontrak antara Seoul dan Warsawa.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, DAPA menganggap terobosan ini berkat pendekatan "satu tim" yang melibatkan koordinasi erat antara kementerian luar negeri, pertahanan, dan keuangan Korsel. Kesepakatan baru menggarisbawahi kerja sama pertahanan yang berkembang antara kedua negara dan meningkatkan posisi Seoul sebagai pemasok pertahanan global yang sedang berkembang.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, sebanyak 63 dari 180 tank K2 akan dirakit di Polandia melalui pengaturan bersama antara Hyundai Rotem dan grup pertahanan milik negara Polandia, PGZ. Kesepakatan itu juga mencakup konfigurasi tank yang ditingkatkan, transfer teknologi, dan dukungan perawatan, perbaikan, dan perombakan (MRO) penuh, meningkatkan nilai keseluruhan di atas ekspor awal 2022, yang bernilai 4,5 triliun won untuk jumlah tank yang sama.
Langkah tersebut juga sejalan dengan "Rencana ReArm Eropa" yang baru-baru ini diumumkan Uni Eropa, yang menekankan produksi pertahanan lokal dan pengadaan bersama dalam blok tersebut. Membangun produksi tank dan infrastruktur pendukung di Polandia memperkuat kerja sama jangka panjang dan dapat menjadi batu loncatan untuk kontrak-kontrak Eropa tambahan.
Warsawa menjadi pelanggan pertahanan terbesar Seoul pada 2022 setelah menandatangani paket senjata multisistem senilai 22 miliar dolar AS yang mencakup 180 tank K2, sebanyak 212 howitzer gerak sendiri K9, 48 jet tempur FA-50, serta peluncur roket ganda Chunmoo. Dengan pesanan tank terbaru itu, Polandia semakin memperkuat perannya sebagai mitra utama Eropa dalam strategi ekspor pertahanan Korea.
K2 Black Panther yang dikembangkan oleh Hyundai Rotem, dianggap sebagai salah satu tank tempur utama paling canggih yang sedang diproduksi. Dirancang untuk mobilitas tinggi, pengendalian tembakan digital, dan perlindungan lapis baja berlapis, dengan potensi interoperabilitas yang kuat di seluruh pasukan yang bersekutu dengan NATO.
Eagle flies alone...