Prancis Sebut Harga Akui Palestina: Negara Arab Harus Kecam Hamas

3 hours ago 2

Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot mengatakan bahwa negara-negara Arab akan mengutuk kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk pertama kalinya dan menyerukan pelucutan senjatanya pekan depan dalam pertemuan tingkat menteri PBB di New York. Hal ini disebut sebagai langkah yang bertujuan untuk mendesak lebih banyak negara Eropa mengakui negara Palestina.

Dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar mingguan Prancis Le Journal du Dimanche pada Sabtu, Barro mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari inisiatif yang telah direncanakan sejak lama.

“Untuk pertama kalinya, negara-negara Arab akan mengecam Hamas dan menyerukan perlucutan senjata, yang akan semakin memperkuat isolasi mereka. Negara-negara Eropa, pada gilirannya, akan menegaskan tekad mereka untuk mengakui Negara Palestina,” tambah Barro kepada surat kabar tersebut dikutip Aljazirah Arabia.

Setengah dari negara-negara Eropa telah mengambil langkah mengakui negara Palestina, sementara negara-negara lain sedang mempertimbangkannya. “Perdana Menteri Inggris telah mengumumkan niatnya untuk melakukan hal tersebut,” kata Barrow.

Ia melanjutkan, "Jerman akan mempelajari masalah ini pada tahap selanjutnya. Kami akan mengeluarkan seruan di New York kepada negara-negara lain untuk bergabung dengan kami dalam meluncurkan proses yang lebih ambisius yang membutuhkan komitmen dan upaya lebih besar, yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 21 September."

Menurut menteri Perancis, Komisi Eropa akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Israel dalam beberapa minggu mendatang dan akan menuntut penghentian proyek pemukiman baru di Tepi Barat, serta diakhirinya penggunaan taktik militer dalam distribusi bantuan kemanusiaan.

Barou juga meminta negara-negara Eropa lainnya untuk menuntut pencabutan blokade keuangan terhadap Otoritas Palestina sehingga mereka dapat menerima dua miliar euro yang menurutnya merupakan utang mereka.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan Kamis lalu bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina di Majelis Umum PBB pada 21 September, yang memicu kecaman dari Amerika Serikat dan Israel.

Sebelumnya pada Sabtu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa mengakui negara Palestina sebelum berdirinya negara tersebut dapat menjadi bumerang. Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada rencana untuk mengakui negara Palestina dalam waktu dekat.

Read Entire Article
Politics | | | |