Program MBG Tambah Produksi Sampah di Kota Cimahi, DLH Lakukan Hal ini

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Produksi sampah di Kota Cimahi, Jawa Barat dipastikan meningkat setiap harinya setelah kehadiran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat. Kondisi ini, tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Cimahi yang sedang kesulitan dalam mengelola sampah.

Kepala DLH Kota Cimahi Chanifah Listyarini mengatakan, sebelumnya produksi sampah di Kota Cimahi yang dihasilkan dari rumah tangga mencapai 230-250 ton per hari. Namun dengan keberadaan MBG, volumenya bertambah karena adanya sampah sisa mengolah makanan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Kalau rumah tangga aja sama 230-250 tapi dengan MBG ini pasti naik. Cuma saya belum ada angka pastinya, ini sedang kita analisis dulu," ujar Chanifah Listyarini yang akrab disapa Rini saat dihubungi, Sabtu (15/11/2025)

Menurut Rini, pihaknya sudah memanggil perwakilan dari SPPG untuk membahas masalah sampah yang dihasilkan dari program MBG ini. Dia mengatakan, pada dasarnya mendukung penuh program yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini dalam rangka pemenuhan gizi anak, ibu hamil dan ibu menyusui.

Sehingga, kata dia, pihaknya akan membantu untuk mengelola sampah yang dihasilkan dari MBG. Selain itu, SPPG juga dipersilahkan jika ingin mengelola sampah secara mandiri. Namun, dengan catatan harus melalui pihak yang sudah bersertifikat dan ahli dalam bidang tersebut.

"Kalau dia (SPPH) bisa mengelola sendiri lebih bagus tapi kalau enggak dia nanti dengan DLH," ucap Rini.

Pemkot Cimahi sendiri, kata dia, saat ini sedang dihadapkan terhadap permasalahan pengelolaan sampah karena adanya pembatasan di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdasarkan Surat Edaran (SE) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Nomor: 6174/PBLS.04/DLH perihal Peringatan dan Pembatasan Pembuangan Sampah ke TPPAS Regional Sarimukti. Pembatasan dihitung per dua pekan sekali.

Kuota untuk Kota Cimahi Kota Cimahi maksimal 119,16 ton per hari atau 1.668,24 per dua minggu. Bahkan pekan ini, ungkap Rini, terjadi kendala teknis di TPA Sarimukti yang membuat pengangkutan sampah menjadi terhambat. Kondisi itu menyebabkan terjadinya tumpukan sampah di TPS hingga bermunculan TPS liar.

"Ritase memang terbatas, kemudian awal minggu ini ada masalah di Sarimukti loading-nya lama jalannya ada perbaikan. Saya sudah koordinasi dengan provinsi ini sedang perbaikan. Kemarin antre di jembatan timbang sampe 80 truk lebih, kita udah antre dari subuh otomatis pengambilan ke lapangan telat," paparnya.

Pemkot Cimahi, kata Rini, terus berupaya agar sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti terus menipis. Tahun ini, pihaknya sedang mengupayakan pengadaan Refuse-Derived Fuel (RDF) baru di wilayah Melong, Kecamatan Cimahi Selatan. Lokasi itu rencananya akan mengelola 10 ton sampah setiap harinya.

Selain itu, kata dia, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Santiong di Jalan Kolonel Masturi, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi juga akan ditambah kapasitas produksinya dari 50 menjadi 75-80 ton per hari. Penambahan kapasitas dengan uprgade peralatan dilakukan melalui Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities (ISWMP) yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Bank Dunia (World Bank).

"Jadi kita akan tingkatkan kapasitasnya. Kami inginnya 100 tapi dari Kemen PU diangka 75-80 ton yang awalnya 50 ton kapasitas pengolahannya. Butuh waktu baru taun depan mereka kerjakan sekarang persiapan lelang. Sekarang operasional belum optimal, baru 5-10 ton aja," kata Rini.

Read Entire Article
Politics | | | |