REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Kamis (4/12/2025). Pengamat menilai tertekannya mata uang Garuda terjadi karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve makin kuat, imbas rilis data-data ekonomi AS.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 25 poin atau 0,15 persen menuju level Rp 16.653 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (4/12/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.628 per dolar AS.
“Data AS mendukung spekulasi pelonggaran The Fed. Penurunan ini terjadi meskipun pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir 90 persen pada pertemuan The Fed 9–10 Desember, menurut perangkat CME FedWatch,” kata Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Kamis (4/12/2025).
Ibrahim menjelaskan data terbaru di AS memperkuat sentimen terhadap penurunan suku bunga. Jumlah tenaga kerja swasta tercatat menyusut 32.000 pada November menurut laporan ketenagakerjaan ADP, penurunan signifikan dari revisi kenaikan 47.000 pekerjaan pada Oktober dan jauh di bawah ekspektasi pertumbuhan positif.
Sementara itu, indeks jasa Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan ekspansi moderat pada November, tetapi data yang mendasarinya menunjukkan penurunan.
“Investor kini menunggu sinyal yang lebih pasti dari Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan September yang tertunda, tolok ukur inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis Jumat, untuk mengonfirmasi seberapa agresif kemungkinan penurunan suku bunga,” terangnya.
Ibrahim melanjutkan, yang menambah ketidakpastian adalah laporan media bahwa pemerintahan Trump tiba-tiba membatalkan wawancara dengan beberapa kandidat pengganti Jerome Powell, memperkuat spekulasi bahwa Kevin Hassett dapat muncul sebagai ketua The Fed berikutnya. “Laporan tersebut telah memperkuat ekspektasi akan sikap The Fed yang lebih dovish di bawah kepemimpinan baru,” ujarnya.
Sentimen eksternal lainnya yang memengaruhi rupiah adalah dinamika tensi geopolitik di Eropa. Ukraina kembali menyerang pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia tengah, menurut sumber intelijen militer Ukraina pada Rabu. Itu merupakan serangan kelima terhadap pipa yang menyalurkan minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia. Selain itu, perwakilan Presiden AS Donald Trump keluar dari perundingan damai dengan Kremlin tanpa terobosan spesifik untuk mengakhiri perang. Trump mengatakan tidak jelas apa yang terjadi sekarang.
Sentimen Internal
Sementara itu, sentimen internal yang memengaruhi pergerakan rupiah di antaranya adalah ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang melambat pada tahun depan.
“Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai kisaran 5–5,1 persen, dan mencapai 5,2 persen pada 2026. Proyeksi tersebut lebih rendah dari target dalam Asumsi Ekonomi Makro APBN 2025 sebesar 5,2 persen,” terangnya.
Dari sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah perlu terus diakselerasi sesuai dengan outlook fiskal yang disampaikan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2025.
Berdasarkan perhitungannya, apabila pemerintah ingin mencapai outlook belanja fiskal APBN, dalam sisa dua bulan terakhir 2025 perlu direalisasikan belanja sebesar Rp 934 triliun. Besaran belanja tersebut dinilai akan berkontribusi signifikan terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut.
Sementara itu, pada kuartal IV 2025 pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih akseleratif atau tumbuh 5,08 persen, naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen, didorong terutama oleh periode Natal dan Tahun Baru.
“Namun dinamika ekonomi global masih diwarnai fluktuasi mulai dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) hingga perlambatan permintaan dunia,” kata dia.
Ibrahim menambahkan, data awal telah mengindikasikan perbaikan yang konsisten, tercermin dari Purchasing Manufacturing Index (PMI) meningkat ke 53,3, sementara indeks keyakinan konsumen mencapai titik tertinggi dalam lima bulan. Namun data tersebut tidak cukup kuat membuat rupiah perkasa.
“(Diprediksi) untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.650–Rp 16.690 per dolar AS,” tutupnya.

11 hours ago
3











































