Home > Mancanegara Saturday, 10 May 2025, 16:25 WIB
Serangan udara Houthi menembus sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS) dan Arrow-2/3 milik Israel.

TEL AVIV -- Rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan oleh milisi Houthi, Yaman menghantam dekat Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel pada Ahad (4/5/2025) pagi waktu setempat. Rudal tersebut mampu menghindari intersepsi oleh dua sistem pertahanan rudal tercanggih di dunia: Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS) dan sistem Arrow-2/3 milik Israel.
Bulgarian Military melaporkan pada Sabtu (10/5/2025), rudal tersebut yang menyebabkan kerusakan kecil di jalan dan kendaraan serta melukai delapan orang, memicu sirene serangan udara di seluruh Israel tengah. Hal itu menciptakan kondisi menghentikan sementara operasi di bandara tersibuk di Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi beberapa upaya yang gagal untuk mencegat proyektil tersebut, dengan alasan kemungkinan kerusakan teknis. Pada saat yang sama, media Israel melaporkan, kedua sistem pertahanan udara gagal menyerang target secara efektif.
Insiden langka tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan pertahanan canggih Houthi yang didukung Iran. Plus menjadi ancaman yang terus berkembang ditimbulkan oleh teknologi rudal Houthi.
Sistem THAAD, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah selama fase terminalnya, baik di dalam maupun di luar atmosfer Bumi. Diterapkan di Israel sejak Oktober 2024 untuk melawan meningkatnya ancaman regional, THAAD beroperasi menggunakan pendekatan kinetik "tabrak-untuk-membunuh", menghancurkan hulu ledak yang masuk melalui tabrakan langsung dengan kecepatan melebihi Mach 8.