Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan yang cukup tajam ke level Rp 16.600-an pada perdagangan hari ini, (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan yang cukup tajam ke level Rp 16.600-an pada perdagangan hari ini, usai rilis APBN Kita Edisi Maret 2025 oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Pengamat menilai, penguatan Mata Uang Garuda terjadi seiring dengan respons positif pemerintah Indonesia mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi dari International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank).
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 158 poin atau 0,94 persen menuju level Rp 16.603 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.758 per dolar AS. "Pemerintah menanggapi secara positif dan terbuka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia pada 2025 sebesar 4,7 persen. Pandangan atau penilaian dadi lembaga internasional seperti IMF merupakan hal yang wajar, tetapi harapannya agar semua pihak untuk tetap membangun optimisme berdasarkan data dan pencapaian aktual ekonomi nasional," ujar Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).
Ibrahim mengatakan, penting untuk mempertahankan kepercayaan diri nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global, dengan merujuk pada sejumlah indikator makroekonomi yang dinilai masih sangat kuat dan stabil. Hal tersebut bisa dilihat dari pondasi ekonomi cukup stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi terjaga, konsumsi rumah tangga dan iklim investasi terus terjaga.
Selain itu, pemerintah secara aktif terus mendorong kerja sama dan iklim investasi melalui berbagai upaya strategis, termasuk peninjauan regulasi-regulasi yang dianggap menghambat masuknya investasi. Tak hanya itu, keyakinan bahwa keberhasilan ekonomi Indonesia ke depan tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga hasil kolaborasi dari seluruh elemen bangsa, mulai dari sektor swasta, para pekerja, hingga masyarakat umum.
"Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin dan bekerja sama dengan stake holder lainnya baik Bank Indonesia, pengusaha dan yang lainnya saling bahu membahu mengisi kekurangan yang ada, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target pemerintah yaitu di 5,2 persen," terangnya.
Berita Lainnya