Rupiah Melemah karena Likuiditas Perekonomian Domestik Sangat Ketat

4 hours ago 1

Pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah, pada Rabu (23/4/2025), disebabkan likuiditas perekonomian domestik sangat ketat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah, pada Rabu (23/4/2025), disebabkan likuiditas perekonomian domestik sangat ketat.

“Rupiah masih terus mengalami pelemahan sampai hari ini karena likuiditas perekonomian domestik sangat ketat atau ‘kurang darah’, sehingga bisa berdampak pada stagnasi ekonomi,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, diperlukan terobosan kebijakan yang mampu meningkatkan likuiditas dan menggerakkan ekonomi. “Di dalam perekonomian, kredit bank ibarat darah dan bank ibarat jantung. Saat ini jantungnya lagi lemah,” ungkap Rully.

Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 yang digelar pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) juga telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen. Suku bunga deposit facility tetap berada pada level 5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap berada pada level 6,5 persen.

“Walaupun BI yang mempertahankan suku bunga sudah tepat, namun tidak memberikan sentimen positif terhadap rupiah,” ucap dia.

Di sisi lain, bursa saham dalam negeri mulai baik seiring kenaikan 1,2 persen pada sesi 1 dan yeild obligasi pemerintah RI 10 tahun per siang ini menurun jadi 6,951 persen. Hal ini menggambarkan tren net sell investor asing yang sudah berakhir.

Meninjau faktor global, sentimen negatif menerap indeks dolar AS yang meningkat jadi 100 atau naik 1 persen dibandingkan hari Selasa (22/4/2025). Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 16.872 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.860 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu sore juga melemah ke level Rp 16.880 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.862 per dolar AS.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |