Setelah Qatar, Apakah Israel Akan Mengebom Turki?

2 hours ago 2

loading...

DOHA - Upaya pembunuhan Israel terhadap pimpinan politik Hamas di Doha, Qatar, telah mengguncang kawasan Teluk, yang sebelumnya percaya bahwa status Qatar sebagai sekutu AS dan mediator resmi dalam perang Gaza melindunginya dari serangan semacam itu. Mengingat kesediaan untuk menyerang Hamas di Qatar, Israel mungkin saja akan melanjutkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu dengan serangan lain yang bahkan lebih dahsyat terhadap anggota Hamas di Turki, sekutu AS lainnya dan anggota NATO.

Para analis pun belum mengesampingkan kemungkinan tersebut, merujuk pada dukungan vokal dan material Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang berkelanjutan terhadap kelompok tersebut, yang memiliki kantor dan diizinkan untuk menggalang dana di Turki.

Setelah Qatar, Apakah Israel Akan Mengebom Turki?

1. Hubungan Ankara dan Tel Aviv dalam Kondisi Terburuk

Hubungan Israel-Turki, yang dulunya bersahabat, kini berada di titik terendah sepanjang masa, terutama sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

“Erdogan telah berulang kali menggambarkan Hamas bukan sebagai organisasi teroris, melainkan sebagai gerakan perlawanan yang sah,” demikian tulis editorial terbaru di surat kabar Israel, Haaretz.

“Hal ini membedakan Turki dari pemerintah lain yang kritis terhadap Israel: Tidak seperti, misalnya, Qatar, yang mengklaim menampung Hamas untuk tujuan diplomatik, Ankara menawarkan Hamas perlindungan politik sekaligus infrastruktur praktis untuk operasinya.”

Seminggu sebelum serangan Israel di Doha, dinas intelijen internal Shin Bet mengklaim telah membongkar sel Hamas yang berencana membunuh Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben Gvir menggunakan pesawat nirawak peledak di Tepi Barat.

Baca Juga: 4 Keunggulan GCC yang Dijuluki Cikal Bakal NATO Islam

2. Hamas Mengoperasikan Kantornya di Turki

Lebih lanjut, Shin Bet menyatakan keyakinannya bahwa sel Hamas telah mengoperasikan kantor pusat di Turki "dengan maksud melakukan serangan pembunuhan terhadap Ben Gvir". Turki membantah terlibat dalam dugaan rencana tersebut.

Freddy Khoueiry, analis keamanan global di perusahaan intelijen risiko RANE, mencatat bahwa kepemimpinan Israel saat ini telah mengadopsi "sikap yang didorong oleh keamanan" di mana mereka semakin bersedia untuk "melakukan operasi berisiko tinggi" terhadap para pemimpin Hamas di seluruh kawasan.

"Jika intelijen Israel mengidentifikasi target yang layak di Turki, masuk akal jika mereka akan mempertimbangkan operasi tersebut meskipun ada risiko politik dan keamanan yang signifikan," ujar Khoueiry kepada The New Arab.

Meskipun kedua negara merupakan sekutu dekat, dengan Ankara menempatkan tentara dan F-16 di negara Teluk tersebut, Turki adalah negara yang jauh lebih besar daripada Qatar, dengan angkatan darat yang jauh lebih besar, terbesar kedua di NATO.

3. Turki Sudah Antisipasi Ancaman Serangan Israel

Ketika Ankara mengetahui serangan Israel di Doha pada 9 September, mereka mengerahkan jet tempur tambahan untuk meningkatkan patroli udara di dekat perbatasan Irak dan Suriah, seperti yang dilakukan pada bulan Juni ketika Israel melancarkan kampanye udara 12 hari yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran.

Selama perang bulan Juni itu, pesawat tempur Israel berulang kali terbang melintasi wilayah udara Suriah dan Irak untuk mencapai target di Iran. Namun, untuk serangan Qatar, F-15 dan F-35 siluman Israel menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari udara ke Doha dari Laut Merah di atas Arab Saudi.

Read Entire Article
Politics | | | |