Sri Mulyani Sebut Penerimaan Pajak Maret Meningkat Berkat Coretax

3 hours ago 2

loading...

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan tren penerimaan pajak menunjukkan pembalikan arah yang positif pada Maret 2025 dengan nilai Rp134,8 triliun. Angka tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan penerimaan pajak pada Februari tercatat sebesar Rp98,9 triliun.

"Telah terjadi pembalikan tren penerimaan pajak menjadi positif, khususnya pada Maret 2025 yang mencatat peningkatan signifikan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual Hasil Rapat KSSK, Kamis (24/4/2025).

Meski demikian, secara kumulatif pada kuartal I-2025, penerimaan pajak masih mencatatkan angka Rp322,6 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year), angka ini masih mengalami kontraksi sebesar 18,1 persen. Namun, Sri Mulyani tetap optimistis dengan tren positif di bulan Maret.

"Total realisasi akumulasi penerimaan pajak pada kuartal I mencapai Rp322,6 triliun, atau setara 41,8 persen dari target penerimaan pajak tahun ini," lanjutnya.

Menurutnya perbaikan signifikan dalam penerimaan pajak tak lepas dari upaya perbaikan administrasi perpajakan melalui implementasi Coretax Administration System (Coretax) yang berhasil berkontribusi positif.

Program ini merupakan bagian penting dari reformasi struktural yang tengah berjalan, dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pengumpulan pajak.

"Peningkatan penerimaan ini menunjukkan bahwa program-program reformasi perpajakan berjalan on track. Ke depan, diharapkan pelaksanaan penerimaan pajak dapat dilakukan dengan lebih efisien dan mampu mendorong pertumbuhan penerimaan yang lebih optimal," katanya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyoroti peningkatan penerimaan pajak terjadi di berbagai jenis pajak, termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal ini memberikan sinyal positif bahwa aktivitas ekonomi di Tanah Air, termasuk konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat, masih menunjukkan ketahanan di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang tak menentu.

"Kenaikan penerimaan pajak berdasarkan jenis pajak menunjukkan bahwa rumah tangga dan sektor ekonomi mencerminkan perekonomian Indonesia serta daya beli konsumen masih tetap kuat," katanya.

(nng)

Read Entire Article
Politics | | | |