Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Kontak senjata antara perlawanan Palestina dan pendudukan Israel berkecamuk di beberapa lokasi di Jalur Gaza.
Dalam dua pekan terakhir, Brigade Al-Qassam telah mengintensifkan operasi kompleks dan jebakan mereka di berbagai wilayah di sebelah timur Rafah.
Serangan-serangan ini merupakan bagian dari serangkaian operasi yang disebut oleh para pejuang sebagai operasi "Gerbang Neraka", selain operasi yang baru-baru ini diumumkan di wilayah Farahin, sebelah timur Khan Yunis.
Di arena baru lainnya, tentara Israel mengumumkan bahwa dua perwira senior dan tujuh tentara terluka dalam ledakan ranjau di lingkungan Shujaiya di Jalur Gaza utara.
Tentara pendudukan Israel mengumumkan, pada hari Sabtu, bahwa 9 tentara, termasuk komandan Batalyon 6310 dan wakil komandan Batalyon 252, terluka dalam sebuah ledakan bahan peledak di lingkungan Shujaiya di Jalur Gaza utara. Setelah mengumumkan bahwa dua tentaranya tewas dalam kontak senjata di Gaza selatan.
Menurut Mayor Jenderal Al-Dweiri, metode pertempuran yang diadopsi oleh perlawanan Palestina di Gaza saat ini berbeda dengan tahap-tahap perang sebelumnya.
Kini Perlawanan terlibat dalam proses gesekan dengan tentara penjajah melalui perang gerilya, karena pasukan tentara penjajah di daerah penyangga berada dalam posisi bertahan, dan kontak senjata dengan mereka secara tidak langsung melalui tembakan dan bukan melalui gerakan.
Pada fase pertama dan kedua perang, pertempuran bersifat konfrontatif di garis depan daerah-daerah yang dibangun, yang jelas terjadi di Kota Gaza dan Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
BACA JUGA: Pakistan: Negara Islam dengan Nuklir Terbesar ke-7 Dunia, Israel Nafsu Ingin Hancurkan"
Serangan-serangan yang dilakukan oleh para pejuang perlawanan terhadap tentara penjajah dilakukan dari segala arah melalui penyergapan dan cara-cara lain," kata dia, dikutip dari Aljazeera, Ahad (11/5/2025).
Mengenai apakah penyergapan perlawanan Palestina akan mencegah rencana pengungsian tersebut, pakar militer dan strategis ini menjelaskan bahwa pengungsian warga Gaza hanya akan terjadi melalui operasi genosida dan blokade.