10 Mata Uang Terlemah di Dunia Tahun 2025, Rupiah Urutan Kelima

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia, meski bukan yang terkuat, dimana predikat itu saat ini dipegang oleh dinar Kuwait. Namun meski begitu, sejumlah mata uang dunia justru memiliki nilai yang sangat rendah terhadap dolar AS.

Beberapa di antaranya membutuhkan puluhan ribu unit untuk membeli satu dolar AS. Dilansir dari laman Forbes, berdasarkan data Open Exchange per 4 November 2025, berikut daftar 10 mata uang terlemah di dunia:

1. Pound Lebanon (LBP)

Pound Lebanon saat ini menjadi mata uang terlemah di dunia, dengan nilai satu pound setara 0,000011 dolar AS. Artinya, satu dolar AS bernilai 89.556,36 pound Lebanon.

Negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania, Israel, dan Suriah ini menghadapi tekanan berat akibat krisis ekonomi, inflasi tinggi, pengangguran, serta ketidakstabilan politik dan perbankan.

2. Rial Iran (IRR)

Satu rial Iran setara dengan 0,000024 dolar AS, atau satu dolar bernilai 42.112,50 rial Iran.

Sebagai salah satu eksportir minyak dan gas terbesar di dunia, Iran menghadapi pelemahan mata uang karena sanksi ekonomi berkepanjangan dan ketidakstabilan politik.

3. Dong Vietnam (VND)

Nilai satu dong Vietnam setara dengan 0,000038 dolar AS, atau satu dolar bernilai 26.345 dong.

Ekonomi Vietnam banyak bergantung pada jasa, elektronik, dan tekstil. Pembatasan ekspor dan tingginya suku bunga global telah menekan nilai tukar dong terhadap dolar.

4. Kip Laos (LAK)

Satu kip Laos bernilai 0,000038 dolar AS atau sekitar 26.315,78 kip per dolar.

Negara tanpa laut ini sangat bergantung pada ekspor tembaga, emas, dan kayu. Pertumbuhan ekonomi yang melambat, utang luar negeri tinggi, dan inflasi telah memperlemah kip.

5. Rupiah Indonesia (IDR)

Satu rupiah bernilai 0,00006 dolar AS, atau satu dolar setara 16.719,64 rupiah.

Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, namun rupiah masih tertekan akibat inflasi tinggi dan kekhawatiran resesi global.

Read Entire Article
Politics | | | |