90 Ton Obat-obatan Didatangkan ke Saudi Buat Jamaah Haji Indonesia 

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Sebanyak  90 ton obat-obatan didatangkan langsung dari Indonesia ke Arab Saudi buat jamaah haji Indonesia. Beratnya obat-obatan tersebut lantaran sudah termasuk cairan buat kebutuhan jamaah.

"Itu karena banyak kebutuhan carian, nah cairan ini dibutuhkan untuk penanganan dehidrasi, buat keluar masuk makanan dan obat, sehingga tonasenya cukup banyak," ujar Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi M Imran, saat memberikan keterangan di Makkah, Senin (19/6/2025). 

Imran mengungkapkan total tenaga kesehatan profesional yang ditempatkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Saudi (PPIH) Arab Saudi sebanyak 192 orang. Mereka terdiri dari berbagai kompetensi seperti dokter umum, spesialis perawat, radiogram, radiografi dan tenga yg dibutuhkan dalam pelayanan klinik Kesehatan. 

"Di kloter kita tempatkan ada 1 dokter dan 1 perawat. Jumlah ini ada penurunan, karena penambahan kuota oleh Saudi baru dilakukan pada akhir-akhir waktu. sehingga kuota tidak bisa diserap secara maksimal," ujarnya. 

Buat menunjang pelayanan medis, PPIH Saudi menempatkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di dua tempat yakni di Madinah dan di Makkah. Adapun di Bandara Jeddah terdapat pos kesehatan khusus.  "Di bandara Madinah tidak ada space cukup buat di bandara. tapi untuk Jeddah ada ruang khusus bisa disewa untuk memberikan pelayanan observasi jika ada penyakit ringan," ujarnya.  

Buat penanganan sakit lebih berat akan dirujuk ke rumah sakit di Saudi.  Menurut Imran, pada tahun ini, Saudi memiliki kebijakan khusus

agar setiap negara berkerja sama dengan penyedia layanan kesehatan di negara tersebut.  

Karena itu, pasien Indonesia dapat dirujuk ke rumah sakit yang sudah teken kontrak seperti al- Ahli dan al-Hayat.  "Saudi National Hospital, juga menyediakan 80 persen tempat tidurnya untuk jamaah haji Indonesia, dan mereka terima semua kasus," ujarnya. 

Saudi National Hospital, kata Imraon, menerima kasus untuk tingkat kegawadaruratan ringan, sedang dan berat. Ini beda dengan rumah sakit rujukan lain yang hanya menerima kasus gawat darurat berat.

ISPA mendominasi

Sementara itu, Inspeksi Saluran Penapasan Akut (ISPA) mendominasi penyakit yang diderita oleh jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Angka ISPA meningkat cukup tinggi ketika jamaah haji berada di Makkah. "Paling tinggi di Tanah Suci ini ISPA," ujar M Imran.

Berdasarkan catatan petugas, ada sekitar 25 jamaah yang berkonsultasi dengan dokter. Dari jumlah itu, seribuan terpapar ISPA. Kemudian 22 di antaranya terkena pneumonia. 

Imran mengatakan, kasus ISPA dan pneumonia meningkat selama di Makkah lantaran jamaah berinteraksi banyak kerumunan. 

Misal, ketika beribadah di Masjidil Haram dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara, jamaah tanpa masker akan lebih mudah terpapar.  "Kita sudah bekali mereka pakai masker, gunakan untuk itu agar tak tertular penyakit," ujarnya.  

Menurutnya angka kasus ISPA akan meningkat signifikan pasca-Armuzna (Arafah Muzdalifah dan Mina). Jamaah berinterkasi di jumlah tenda yang padat. Selain ISPA, penyakit jantung menduduki kasus selanjutnya.  

Read Entire Article
Politics | | | |