Jamaah mengantre masuk ke dalam Gua Hira pada Sabtu (14/6/2025) pagi menjelang Subuh. Gua Hira menjadi tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu.
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika dari Makkah, Arab Saudi
Aksi vandalisme kerap kali tak mengenal tempat. Pun di tempat bersejarah seperti Gua Hira yang menjadi lokasi turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, coretan di batu bukit Jabal Nur terlihat dengan jelas.
Coretan dengan menggunakan spidol itu ada yang berbahasa latin dan bahasa. Di salah satu batu di puncak Jabal Nur bahkan coretan itu begitu jelas.
Ketua Mutasyar Diny PPIH Arab Saudi Profesor Oman Faturrachman mengatakan, Saudi sudah mempunyai aturan yang melarang corat-coret batu di bukit Jabal Nur. Karena itu, ia meminta jamaah haji Indonesia untuk tidak melakukan aksi vandalisme dalam bentuk apa pun.
"Ada talimat peringatan Saudi ketika di atas jangan bikin grafiti corate coret," ujar pakar sejarah ke-Islaman itu saat ditemui di Bukit Jabal Nur, Sabtu (14/6/2025).
Selain larangan mencorat-coret, Profesor Oman juga memperingatkan agar jamaah tidak melakukan kegiatan yang justru merusak tauhid. Di antaranya seperti mengambil pasir atau batu dari dekat Gua Hira untuk dijadikan jimat. "Jangan sampai mengganggu tauhid kita," ujarnya.
Tak hanya itu, jamaah juga diimbau utuk tidak melakukan shalat yang bukan shalat wajib. Menurut Profesor Oman, mesti diniatkan betul bahwa kunjungan ke Gua Hira ini adalah semata-mata untuk ziarah.
"Persiapkan juga fisik yang prima, kalua kurang prima jangan , serta usahakan tidak berangkat pada siang hari jadi berangkat malam atau sore," ujarnya.
Gua Hira merupakan gua tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Surah Al-Alaq (1-5). Lokasinya berada di atas Bukit Jabal Nur yang terletak di Kota Makkah. Setiap musim haji, Gua Hira menjadi salah satu tujuan jamaah, tak terkecuali dari Indonesia.