REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumnus Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) Ns. Agus Purnama, M.Kep., Sp.KMB. memaparkan integrasi nilai Islam dan ilmu kesehatan dengan pendekatan fisiologis dalam keperawatan.
Hal tersebut ia paparkan pada sharing session dalam acara Halal Bihalal 1446 H dan Hari Bermuhammadiyah UMJ di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia UMJ, Rabu (30/04/2025).
Agus menjelaskan, dunia kesehatan sangat berkaitan dengan evidence based atau harus berdasarkan bukti. Evidence based yaitu berkaitan mengenai riset-riset terkini yang biasanya menjadi rujukan dalam mengambil sebuah keputusan.
”Kita kadang terbiasa memahami bahwa evidence based utama kita yaitu Alquran dan As-Sunnah. Padahal, dalam pembuktian pada ilmu kesehatan juga,” ujarnya.
Agus memberikan contoh mengenai pendekatan holistik yang bertujuan mencapai keseimbangan atau homeostasis. Ia menerangkan, konsep homeostasis telah tercantum dalam Alquran yaitu pada surat Al-Infithar ayat 6-7.
Selain itu, Agus menjabarkan tentang anatomi tubuh manusia telah diterangkan dalam surat An-Nur ayat 45, surat Al-Mursalat ayat 20 dan surat Al-Mu’minun ayat 13. Ketiga surat tersebut membuktikan susunan tubuh manusia 60 persen air.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan anatomi dan fisiologi kulit manusia. Ia menyebutkan berdasarkan penelitian kulit mengandung sebagian besar reseptor nyeri. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah SWT tentang kulit dalam surat An-Nisa ayat 56.
Berdasarkan beberapa contoh pemaparannya, Agus memberi kesimpulan sains tidak membuktikan, tapi menjelaskan.
”Pembuktian sudah selesai di Alquran dan As-Sunnah, sisa referensi dan hasil riset yang sekarang itu hanya menjelaskan pembuktian yang sudah ada,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini juga, Agus menyampaikan keperawatan komplementer, yakni keperawatan yang menggunakan terapi non-konvensional untuk mendukung penyembuhan secara holistik.
Pengobatan medis ini memperhatikan aspek fisik, emosional dan spiritual. Dalam hal ini Agus memberikan contoh terapi bekam. Selanjutnya, Agus menjelaskan konsep bekam juga telah di sebutkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Sementara saat ini, konsep bekam telah dijelaskan lebih luas mengenai patofisiologi dan patogenesisnya.
Menurut Agus, seluruh penjelasan tersebut sangat penting untuk tenaga kesehatan Muslim. Sebagai seorang tenaga kesehatan harus menjunjung profesionalisme serta berpikir kritis sehingga dengan itu akan menjadi amal ibadah.