Home > Nasional Tuesday, 20 May 2025, 19:04 WIB
KM Pasifik Memori II diduga mengalami kecelakaan setelah ditabrak dari belakang oleh kapal tanker yang belum teridentifikasi.

BATAM -- KN Tanjung Datu-301 milik Bakamla RI berhasil mengevakuasi 14 orang anak buah kapal (ABK) KM Pasifik Memori II yang tenggelam di Perairan Utara Berakit, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (20/5/2025). Insiden bermula saat KN Tanjung Datu-301 menerima informasi dari VTS Batam pada pukul 10.41 WIB mengenai kapal nelayan KM Pasifik Memori II yang dilaporkan terbalik di koordinat 01°22.559’ N / 104°36.342’ E.
Menanggapi laporan tersebut, KN Tanjung Datu-301 yang saat itu berada di posisi 01°15.218’ N / 104°17.159’ E langsung bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 21 mil laut. Setibanya di lokasi pada pukul 12.30 WIB, Bakamla RI mendapati bahwa seluruh 30 ABK telah diselamatkan dalam keadaan selamat oleh kapal tanker MV Andros Spirit.
Koordinasi intensif dilakukan dengan unsur patroli lainnya seperti KPLP (KN Rantos), PSDKP, Maritim Malaysia, dan Singapore Police Coast Guard yang juga berada di sekitar lokasi untuk misi kemanusiaan lintas batas. Melalui koordinasi cepat, seluruh korban kecelakaan di evakuasi dengan 14 orang dievakuasi ke KN Tanjung Datu-301 dan sisanya ke KN Rantos milik Kesatuan Pengawasan Laut dan Pelayaran (KPLP) Kemenhub.
Para korban yang berada di atas KN Tanjung Datu-301 segera menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis kapal. Sebelum kemudian dibawa menuju pangkalan KPLP Tanjung Uban untuk penanganan lanjutan.
Dari keterangan awal yang diperoleh dari Wakil Nakhoda KM Pasifik Memori II, kapal diduga mengalami kecelakaan setelah ditabrak dari belakang oleh kapal tanker yang belum teridentifikasi, sehingga menyebabkan kapal terbalik. Komandan KN Tanjung Datu-301 Kolonel Bakamla Rudi Endratmoko menyampaikan, keberhasilan operasi itu merupakan hasil dari sinergi antarlembaga penegak hukum laut dan coast guard negara sahabat.
Hal itu sekaligus bentuk nyata Bakamla RI dalam menjalankan misi kemanusiaan. "Koordinasi yang baik dan respons cepat menjadi kunci utama dalam penyelamatan nyawa di laut. Ini adalah wujud nyata kehadiran negara dalam menjaga keamanan dan keselamatan di perairan Indonesia," ujar Rudi.
Eagle flies alone...