Begini Cara Logistik F1 Bekerja, Operasi Global di Balik Layar Balap Jet Darat

7 hours ago 5
Ilustrasi perjalanan logistik F1. Dok. F1 Ilustrasi perjalanan logistik F1. Dok. F1

MOTORESTO.ID JAKARTA - Saat lampu start padam dan mobil-mobil Formula 1 melesat di lintasan, sebagian besar mata tertuju pada kecepatan, strategi, dan drama persaingan antar pembalap. Namun di balik kemegahan panggung utama itu, ada satu sistem raksasa yang jarang disorot, namun sama pentingnya logistik F1. Inilah operasi global yang memungkinkan sirkus balap dunia berpindah dari satu benua ke benua lain, dalam waktu yang sangat terbatas.

Mengelola Kalender Super Padat

Formula 1 adalah salah satu olahraga dengan jadwal terpadat di dunia. Dalam satu musim, lebih dari 20 balapan digelar di berbagai negara, dari Australia hingga Abu Dhabi, dari Brasil hingga Jepang. Itu berarti seluruh tim yang terdiri dari mobil, peralatan, kru teknis, dapur, perlengkapan medis, hingga dekorasi hospitality harus berpindah secara cepat dan efisien.

Untuk menggambarkan skala operasinya: setiap tim bisa membawa lebih dari 50 ton perlengkapan ke setiap balapan. Jika dikalikan dengan 10 tim, maka lebih dari 500 ton barang bergerak setiap dua minggu sekali.

Ilustrasi logistik F1. Dok. F1Ilustrasi logistik F1. Dok. F1

DHL dan Armada Globalnya: Tulang Punggung Logistik F1

Sejak 2004, DHL menjadi Official Logistics Partner Formula 1. Perusahaan ini bertanggung jawab atas pengangkutan semua perlengkapan F1 ke seluruh dunia. Mereka menggunakan kombinasi moda transportasi: udara, laut, dan darat, tergantung lokasi dan waktu tempuh.

• Untuk balapan jarak jauh (seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat), pesawat kargo Boeing 747 atau sekelasnya digunakan.

• Untuk balapan Eropa, sebagian besar perlengkapan dikirim menggunakan truk trailer khusus dengan rute darat.

• Sementara untuk perlengkapan non-krusial, pengiriman laut digunakan beberapa bulan sebelumnya, karena lebih hemat biaya.

DHL bahkan membentuk lima “kit logistik” identik yang berisi perlengkapan seperti komputer, kursi, alat pengukur tekanan, dan sebagainya. Kit-kit ini disebar ke lima lokasi berbeda di dunia secara paralel. Jadi saat satu balapan selesai, tim bisa langsung menuju balapan selanjutnya tanpa menunggu kiriman dari lokasi sebelumnya.

Proses Berlapis: Dari Pabrik ke Paddock

Proses logistik F1 bisa dibagi ke dalam beberapa tahap utama:

1. Packing (Pengemasan):

Setelah balapan usai, setiap tim segera membongkar peralatan, memasukkannya ke dalam kontainer atau peti kemas khusus. Semua item dikemas berdasarkan ukuran, urutan penggunaan, dan fungsi.

2. Transportasi:

Barang kemudian diangkut sesuai jadwal ke sirkuit berikutnya. Di sinilah peran DHL menjadi krusial: mereka memastikan barang melewati imigrasi dan bea cukai dengan lancar di setiap negara. Hal ini memerlukan perencanaan jangka panjang dan kerja sama dengan otoritas setempat.

3. Setup di Lokasi:

Sesampainya di sirkuit, barang-barang langsung diarahkan ke garasi, pit lane, dan hospitality unit. Setiap kru tahu dengan persis apa yang harus dilakukan. Dalam waktu kurang dari 48 jam, sebuah garasi kosong bisa berubah menjadi markas balap super canggih.

4. Tear Down dan Pengiriman Ulang:

Begitu balapan berakhir, proses ini diulang—namun kali ini dalam mode super cepat. Tim hanya memiliki waktu sangat terbatas untuk membongkar dan bersiap ke negara berikutnya.

Faktor Penentu: Waktu adalah Segalanya

Logistik F1 beroperasi dalam zona waktu yang sangat ketat. Tidak ada ruang untuk kesalahan atau keterlambatan. Sebuah perangkat sensor yang datang terlambat bisa berdampak pada performa mobil. Jika salah satu komponen penting tertahan di bea cukai, sebuah tim bisa kehilangan kesempatan latihan, atau bahkan balapan.

Di sinilah kemampuan koordinasi menjadi sangat penting. Setiap tim memiliki logistik manager khusus yang bekerja sama dengan pihak F1 dan DHL. Semua jadwal sudah dihitung dalam hitungan jam bahkan menit.

Teknologi dan Keberlanjutan: Masa Depan Logistik F1

Seiring dengan upaya Formula 1 untuk mencapai target net-zero carbon pada 2030, sektor logistik juga menjadi sasaran utama efisiensi. DHL dan F1 kini menggunakan biomaterial packaging, truk ramah lingkungan, dan beralih ke sistem logistik digital untuk mengurangi emisi karbon.

Selain itu, banyak tim kini mengadopsi strategi “decentralized logistics” dengan menyebar gudang dan pusat teknis di berbagai belahan dunia, agar proses pengiriman lebih cepat dan hemat energi.

Logistik Formula 1 adalah keajaiban modern dalam manajemen dan koordinasi. Bayangkan memindahkan satu “kota kecil” ke berbagai negara setiap dua minggu, dan memastikan semuanya bekerja dengan sempurna. Inilah realitas F1: kecepatan tak hanya ada di lintasan, tapi juga di belakang layar dalam kerja para teknisi, petugas gudang, pengemudi truk, dan manajer logistik. Mereka adalah pahlawan tak terlihat yang memastikan dunia bisa menikmati balapan demi balapan, tanpa gangguan.

Read Entire Article
Politics | | | |