REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan terdapat tiga lighthouse company (perusahaan mercusuar) yang saat ini berada dalam antrean untuk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pasar modal Indonesia.
Perusahaan mercusuar adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 3 triliun dan persentase saham publik (free float) minimal sebesar 15 persen. “Sampai 20 Juni 2025, terdapat tiga calon perusahaan tercatat dalam pipeline BEI yang berpotensi mencatatkan saham dengan kategori IPO lighthouse, dan direncanakan akan listing pada 2025,” ujar Nyoman kepada awak media di Jakarta, Senin (23/6/2025).
BEI menargetkan sebanyak lima lighthouse company dapat melangsungkan IPO pada 2025. Hingga kini, telah tercatat tiga perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut, yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Nyoman menyampaikan saat ini BEI tengah menyusun kajian strategis mengenai IPO dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti grup usaha besar, perusahaan potensial IPO, investor institusi dan ritel, serta lembaga pemerintah.
“Kajian ini bertujuan untuk memahami minat perusahaan berskala besar terhadap IPO, menggali tantangan dan ekspektasi pelaku usaha, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar,” paparnya.
BEI juga memiliki unit kerja khusus yang secara aktif mendampingi perusahaan, termasuk yang berskala aset besar, baik swasta, BUMN, maupun BUMD, dalam mempersiapkan IPO. Pendampingan dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan profesi penunjang pasar modal.
“Inisiatif ini diharapkan dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat transformasi menuju perusahaan terbuka,” jelas Nyoman.
Per 20 Juni 2025, BEI mencatat sebanyak 14 perusahaan berada dalam antrean IPO. Rinciannya, delapan perusahaan masuk kategori aset besar (di atas Rp 250 miliar), lima perusahaan beraset menengah (Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar), dan satu perusahaan beraset kecil (di bawah Rp 50 miliar).
sumber : Antara