REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Seorang pembom bunuh diri melakukan serangan di dalam sebuah gereja yang penuh sesak di ibu kota Suriah, menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut media pemerintah. Ledakan di Dweil’a di pinggiran Damaskus terjadi ketika orang-orang sedang melaksanakan misa di dalam Gereja Mar Elias pada Ahad.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan seorang anggota kelompok ISIS memasuki gereja dan menembaki orang-orang di sana sebelum meledakkan dirinya dengan rompi bahan peledak, sesuai dengan beberapa kesaksian saksi.
Jumlah korban tewas yang dilaporkan merupakan angka awal. “Tim penyelamat dari Pertahanan Sipil Suriah terus mengevakuasi jenazah dari lokasi kejadian,” sebuah pernyataan di Telegram mengatakan pada hari Ahad.
Badan resmi negara SANA mengatakan sedikitnya 63 orang lainnya terluka. Beberapa media lokal melaporkan bahwa anak-anak termasuk di antara korban.
Serangan tersebut adalah yang pertama di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, dan terjadi ketika pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa berusaha untuk mendapatkan dukungan dari kelompok minoritas.
Ketika al-Sharaa berjuang untuk menerapkan otoritas di seluruh Suriah, ada kekhawatiran tentang kehadiran kelompok-kelompok seperti ISIS di negara tersebut yang sedang memulihkan diri dari perang dahsyat selama hampir 14 tahun yang menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
Suriah telah membuat terobosan signifikan kembali ke kancah internasional sejak al-Sharaa digulingkan Presiden Bashar al-Assad pada bulan Desember 2024, dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa mencabut sanksinya.
Foto-foto yang diedarkan oleh Pertahanan Sipil Suriah menunjukkan bagian dalam gereja hancur, dengan bangku-bangku berlumuran puing dan darah. Seorang saksi yang mengidentifikasi dirinya sebagai Rawad mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia melihat penyerang tersebut, yang ditemani oleh dua orang lainnya yang melarikan diri saat dia sedang berkendara di dekat gereja.
“Dia menembaki gereja… dia kemudian masuk ke dalam gereja dan meledakkan dirinya,” katanya. Pasukan keamanan dan petugas pertolongan pertama bergegas ke lokasi kejadian. Para penyintas yang panik meratap, sementara seorang wanita berlutut dan menangis.
Menteri Penerangan Suriah Hamza al-Mostafa mengutuk ledakan tersebut dan menyebutnya sebagai serangan “teroris”. “Tindakan pengecut ini bertentangan dengan nilai-nilai kewarganegaraan yang menyatukan kita,” katanya dalam postingan di X.
“Kami tidak akan mundur dari komitmen kami terhadap kesetaraan kewarganegaraan… dan kami juga menegaskan janji negara untuk mengerahkan seluruh upayanya untuk memerangi organisasi kriminal dan untuk melindungi masyarakat dari semua serangan yang mengancam keselamatannya.”
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengutuk keras serangan teroris di Gereja St. Elias dan menyatakan kemarahannya atas kejahatan keji ini. Pernyataannya juga mencatat “bahwa pemerintah sementara Suriah mengaitkan serangan ini dengan ISIS dan (dia) menyerukan penyelidikan penuh dan tindakan oleh pihak berwenang.”
Sejumlah negara mengutuk serangan tersebut, termasuk negara tetangga Turki, yang menyebutnya “berbahaya” dan merupakan upaya untuk mengganggu upaya mencapai stabilitas dan keamanan di Suriah.