Cegah Kontaminasi, Ini Cara Terbaik Mengemas Daging Qurban Menurut Pakar

1 day ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjelang Idul Adha, masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan aspek kebersihan dan penanganan daging qurban selama pelaksanaannya nanti. Penanganan yang baik akan memastikan kualitas daging qurban tetap aman dikonsumsi masyarakat penerima manfaat.

Dosen Fakultas Peternakan IPB University, dr Muhamad Baihaqi, mengungkapkan sejumlah tantangan dalam pengelolaan daging qurban yang kerap diabaikan, mulai dari proses penyembelihan hingga distribusi. "Penyembelihan dan pengolahan sering dilakukan di tempat terbuka tanpa standar sanitasi yang baik, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi mikroba," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (28/5/2025).

Untuk itu, ia menekankan pentingnya penanganan yang higienis guna mengurangi risiko tersebut. Dr Baihagi menganjurkan panitia kurban memisahkan area penanganan kotor seperti penyembelihan dan pengulitan, dari area bersih seperti pemotongan dan pengemasan.

Dosen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) IPB University ini juga menekankan pentingnya pengemasan yang benar. la menganjurkan daging dan jeroan sebaiknya dikemas secara terpisah, dan daging yang telah dipotong harus segera didistribusikan.

"Daging sering kali dicampur dengan jeroan saat dikemas. Ini berisiko tinggi karena jeroan dapat mempercepat kontaminasi," ujarnya.

Bagi masyarakat penerima daging qurban, dr Baihaqi menyarankan agar segera memisahkan daging dari bagian lain seperti jeroan dan tulang, membersihkan bagian yang kotor, serta menyimpannya dalam freezer jika tidak langsung dimasak. Menurutnya, kualitas daging qurban juga dipengaruhi oleh kondisi ternak sebelum disembelih.

la menyarankan agar ternak diangkut menggunakan transportasi yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, serta diistirahatkan sebelum penyembelihan guna meminimalkan stres. Selain itu, dr Baihagi juga menyoroti aspek logistik distribusi. la menjelaskan bahwa daging qurban umumnya tidak melalui proses pendinginan, sehingga harus segera ditangani dan didistribusikan guna mencegah kerusakan.

Akan tetapi dalam kondisi tertentu, di tengah keterbatasan distribusi, ia juga menyebutkan ada juga lembaga qurban berinovasi melakukan pengolahan daging kurban menjadi produk siap saji seperti rendang atau dendeng kaleng. Namun inovasi ini membutuhkan biaya dan peralatan lebih mahal dibanding pembagian dalam bentuk mentah.

“Saya mengingatkan bahwa penanganan yang baik tidak hanya menjaga kualitas daging, tapi juga menjadi bagian dari ibadah yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” kata dia.

Read Entire Article
Politics | | | |