REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al-Sultan menyerukan agar pemerintah Indonesia mendesak penjajah Israel untuk segera menghentikan agresi dan memberlakukan gencatan senjata (Ceasefire).
"Yang kami butuhkan dari pesan kami adalah Indonesia dan warganya menekan agar pihak Israel memberlakukan ceasefire," ujar Marwan dikutip dari video yang dikirimkan kepada MER-C Indonesia, Senin (19/5/2025).
Marwan saat ini masih bertahan di RS Indonesia bersama relawan lokal MER-C dan sejumlah staf lainnya. Dia berharap, semua orang di RS Indonesia bisa selamat.
"Kami berdiri bersama pasien kami di dalam RS Indonesia. Kami berharap insyaAllah tempat itu akan aman dan kami juga akan aman," ucap dia.
Dalam video singkat itu, Marwan juga memohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk keselamatan mereka.
"Teruslah mendukung kami. Dan terimakasih semuanya dan doakan kami," kata Marwan.
Seperti diketahui, RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina kembali menjadi sasaran kebiadaban Israel. Pasukan militer Israel (IDF) dilaporkan terus mengepung fasilitas medis yang berlokasi di Bait Lahia, Gaza Utara tersebut.
Pada Ahad (18/5/2025) kemarin RS Indonesia dilaporkan lumpuh total, tidak lagi bisa menyediakan pelayanan medis sama sekali. Bahkan, pengurusan jenazah yang ada di sana pun terhenti total. Puluhan jenazah terpaksa dibiarkan membusuk di ruang jenazah, yang terletak di sisi timur RS Indonesia.
Ketua Presidium MER-C, Hadiki Habib telah mendesak Israel untuk menghentikan serangan militer di dalam Gaza, serta tidak membuat kerusakan lebih jauh terhadap bangunan RS Indonesia.
"MER-C Indonesia terus mendesak penjajah Israel agar segera menghentikan serangan militer di dalam Gaza dan tidak membuat kerusakan lebih jauh terhadap bangunan RS Indonesia," ujar Hadiki dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/5/2025).
Selain itu, dia juga meminta agar blokade pangan segera dibuka agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dan menjangkau tenaga medis serta warga sipil di wilayah terdampak.
Berdasarkan info terbaru dari staf lokal MER-C di RS Indonesia, tentara penjajah Israel telah mengepung RS Indonesia dengan quadcopter. Mereka berada sekitar 500 meter di sebelah utara dan selatan RS Indonesia dan tidak mengizinkan ada aktivitas di sekitar RS Indonesia.
MER-C mencatat masih ada sekitar 20 staf yang bertahan di dalam RS Indonesia. Bersama relawan lokal, mereka berupaya membersihkan puing-puing sambil terus melayani korban, meski di tengah kekurangan makanan dan ancaman serangan lanjutan.
Sebanyak 20 jenazah yang sebelumnya berada di RS Indonesia juga telah dipindahkan ke RS Kamal Adwan untuk proses pemulasaraan lebih lanjut.