REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang imam asal Belanda, Youssef Msibih mendapat skorsing dari masjidnya tempat bertugas setelah bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Msibih menjadi bagian dari delegasi Muslim Eropa yang mengunjungi Israel.
Youssef Msibih, seorang imam di Masjid Bilal di kota Alkmaar, Belanda utara, termasuk di antara 15 pendakwah Muslim yang bertemu dengan Herzog di Yerusalem pada Senin (7/7/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Msibih menyanyikan sebuah lagu kebangsaan Israel dalam bahasa Arab. Masjid Bilal mengumumkan pada Selasa pagi bahwa Masbeh telah diskors “dengan segera”.
“Menyusul pernyataan politik baru-baru ini oleh imam tersebut, dewan telah memutuskan untuk menskorsnya dengan segera,” kata masjid tersebut dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Instagram-nya. “Sampai saat ini, lembaga tersebut tidak memiliki hubungan apa pun dengannya,"ujar pernyataan dari Masjid Bilal yang dikutip dari laman Middle East Eye.
Kunjungan tersebut diselenggarakan oleh Elnet, sebuah LSM yang berupaya memperkuat hubungan antara Israel dan Eropa. Pada Senin, kelompok tersebut mengunjungi parlemen Israel, serta situs-situs Muslim, Kristen, dan Yahudi yang terletak di Kota Tua di Yerusalem Timur yang diduduki.
Mereka juga berencana akan mengunjungi Yad Vashem, pusat peringatan Holocaust, bertemu dengan juru bicara militer Israel untuk wilayah Arab, Avichay Adraee, dan mengunjungi lokasi jatuhnya rudal balistik Iran di Tel Aviv.
Kelompok tersebut juga akan mengunjungi anggota keluarga Badui Palestina yang ditawan di Gaza, serta anggota komunitas Druze Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Israel mengeklaim anggota keluarga komunitas tersebut tewas akibat tembakan roket Hizbullah.
“Kita semua adalah keturunan Abraham, dan saya percaya kemajuan bersejarah di wilayah kita adalah kemajuan dialog - antara Muslim dan Yahudi, serta Yahudi dan Muslim,” ujar Herzog kepada kelompok tersebut di Yerusalem pada Senin.
“Dalam menghadapi kekuatan radikal yang mencoba menghalangi kemajuan ini dan keinginan sejati Ishak dan Ismail untuk hidup bersama, ada kekuatan lain - yang semakin kuat setiap hari di sepanjang lintasan sejarah - yang memajukan visi ini,” katanya, merujuk pada putra-putra Abraham, yang merupakan tokoh penting dalam Yudaisme dan Islam.