REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di sektor industri maritim semakin menjanjikan. Salah satunya tengah dikembangkan oleh Luky Fabrianto, dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang kini sedang menempuh studi doktoral di bidang Computer Vision.
Riset Luky berfokus pada pemanfaatan AI untuk pengenalan otomatis jenis mesin kapal. Luky merancang sistem pintar yang mampu mengidentifikasi berbagai komponen mesin secara otomatis, seperti generator, mesin utama (engine), hingga oil-water separator. Sistem ini dikembangkan sebagai solusi atas kendala pengenalan mesin yang selama ini masih dilakukan secara manual oleh teknisi.
“Proses manual rawan kesalahan karena bentuk fisik mesin sering kali serupa. Sistem berbasis deep learning, khususnya Convolutional Neural Network (CNN), kami rancang untuk membantu proses pengenalan mesin dari citra gambar,” kata Luky dalam keterangan rilis yang diterima, Senin (12/5/2025).
Agar pengenalannya lebih akurat, sistem juga diperkuat dengan attention mechanism, yaitu teknologi Squeeze-and-Excitation (SE) Block yang membuat model AI lebih fokus pada area penting gambar mesin. Data pelatihan berupa foto mesin kapal dari berbagai sudut juga dilengkapi dengan teknik augmentasi gambar, seperti rotasi, zoom, dan penyesuaian pencahayaan agar sistem dapat mengenali berbagai variasi bentuk dan kondisi visual mesin.
“Meski masih dalam tahap awal, sistem menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengenali komponen mesin dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Kami juga menambahkan fitur visualisasi area fokus yang menjadi dasar keputusan sistem, agar pengguna dapat memahami proses identifikasi yang dilakukan oleh AI,” kata dia.
Ketua Program Studi Bisnis Digital UNM Lia Mazia, menyampaikan apresiasinya terhadap riset yang dilakukan oleh dosen di lingkungan prodinya itu. Menurutnya, kampus sangat sangat mendorong pengembangan riset berbasis AI yang aplikatif.
"Inovasi yang dilakukan dosen prodi Bisnis Digital ini, tidak hanya relevan dengan industri, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Prodi Bisnis Digital UNM mampu berkontribusi secara konkret dalam pengembangan teknologi digital untuk sektor-sektor strategis di Indonesia,” ujar Lia.
Ia menegaskan inovasi ini sejalan dengan semangat UNM sebagai Kampus Digital Bisnis dalam mendorong mahasiswa dan dosennya mengembangkan solusi teknologi tepat guna di berbagai sektor industri.
“Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan inspeksi mesin kapal, perawatan berkala, dan efisiensi kerja teknisi, sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas sektor seperti industri manufaktur, otomotif, hingga energi,” katanya.
Ia menyatakan UNM khususnya prodi Bisnis Digital terus mendorong riset-riset berbasis teknologi masa depan seperti AI, big data, dan IoT, guna memperkuat peran lulusan sebagai pelaku inovasi digital di era industri 4.0 dan society 5.0.