REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penggemar genre horor, khususnya mereka yang familier dengan video game populer berjudul sama yang dirilis pada 2015, kini bersiap untuk sebuah pengalaman sinematik yang mendebarkan. Film adaptasi dari game Until Dawn resmi tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu (23/4/2025).
Di bawah arahan sutradara berbakat David F Sandberg, film ini menjanjikan kisah baru yang tetap mempertahankan esensi horor dan kejutan yang menjadi ciri khas versi game-nya. Diproduksi oleh Screen Gems berkolaborasi dengan PlayStation Productions, adaptasi film Until Dawn ini menghadirkan interpretasi cerita yang berbeda dari alur narasi yang disajikan dalam game.
Perbedaan signifikan tampak pada alur cerita utama, karakter-karakter yang ditampilkan, serta latar tempat yang digunakan sebagai pusat kengerian. Meskipun demikian, para pembuat film berjanji untuk tetap setia pada inti dari pengalaman Until Dawn yaitu atmosfer yang penuh ketegangan, pilihan-pilihan sulit yang menentukan nasib karakter, dan kejutan-kejutan yang akan membuat penonton terus berada di ujung kursi mereka.
Jajaran bintang yang menghiasi film ini terdiri atas aktor dan aktris muda berbakat seperti Ella Rubin yang memerankan karakter utama bernama Clover, Michael Cimino, Maia Mitchell yang berperan sebagai Melanie (kakak Clover yang hilang), Odessa A'zion, Ji-young Yoo, dan Belmont Cameli. Kehadiran Peter Stormare dalam film ini juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para penggemar game-nya, karena ia kembali memerankan karakter Dr Hill yang ikonik dan misterius. Kombinasi dari para pemain ini diharapkan dapat menghidupkan karakter-karakter baru dalam dunia Until Dawn dengan cara yang menarik dan memikat penonton.
Secara genre, film Until Dawn berani menggabungkan berbagai subgenre horor yang berbeda, menciptakan sebuah pengalaman yang kaya dan multifaceted bagi para penikmatnya. Elemen-elemen dari slasher yang penuh aksi dan pembunuhan brutal, horor supernatural dengan kehadiran entitas yang tidak wajar, hingga body horror yang menampilkan transformasi tubuh yang mengerikan, semuanya diramu menjadi satu kesatuan yang menegangkan. Perpaduan ini diharapkan dapat memberikan lapisan horor yang berlapis dan memuaskan berbagai selera penonton horor.
Film Until Dawn berpusat pada karakter Clover (diperankan oleh Ella Rubin), seorang gadis muda yang dihantui oleh kehilangan tragis kakaknya, Melanie (diperankan oleh Maia Mitchell), setahun sebelumnya. Diliputi oleh keinginan untuk mencari jawaban atas misteri hilangnya sang kakak, Clover bersama teman-temannya memutuskan untuk pergi ke sebuah lembah terpencil yang terletak di Pennsylvania.
Tempat yang mereka tuju ternyata menyimpan rahasia kelam dan bahaya yang tak terduga. Di sana, mereka menjelajahi sebuah pusat pengunjung yang terbengkalai dan tanpa sadar menjadi target buruan seorang pembunuh bertopeng misterius yang mulai mengincar dan membunuh mereka satu per satu dengan cara yang mengerikan.
Kejadian aneh mulai menghantui mereka ketika mereka menyadari bahwa setiap kali mereka tertidur dan terbangun kembali, malam yang sama terus berulang. Namun, setiap pengulangan malam tersebut membawa ancaman yang berbeda dan semakin mengerikan, menciptakan siklus waktu mematikan yang memaksa Clover dan teman-temannya untuk berjuang keras demi kelangsungan hidup mereka.
Mereka segera menyadari bahwa mereka hanya memiliki waktu 13 malam untuk keluar dari mimpi buruk yang tampaknya tak berujung ini. Satu-satunya cara untuk bebas dari teror yang menghantui adalah dengan bertahan hidup hingga fajar, sebuah tugas yang tampaknya semakin mustahil seiring berjalannya waktu dan bertambahnya korban.
Para pemeran utama, termasuk Ella Rubin, Michael Cimino, Odessa A'zion, dan Ji-young Yoo, dinilai berhasil membawakan karakter-karakter mereka dengan meyakinkan. Mereka mampu menciptakan dinamika kelompok yang solid dan membuat penonton terhubung secara emosional dengan perjuangan mereka untuk bertahan hidup di tengah situasi yang penuh teror. Penampilan Peter Stormare sebagai Dr Hill juga menjadi sorotan, memberikan sentuhan nostalgia yang kuat bagi para penggemar game Until Dawn dan menambah lapisan misteri dalam narasi film.
Adegan-adegan gore yang ditampilkan dalam film ini diklaim mampu mengejutkan dan membuat penonton merasa tegang. Ketegangan dibangun melalui suasana yang mencekam dan menakutkan, yang berpadu dengan adegan-adegan pembantaian yang brutal namun tetap memiliki sentuhan orisinalitas dan kreativitas dalam penyajiannya. Selain elemen horor yang dominan, film ini juga dikabarkan menyelipkan humor di saat-saat yang tak terduga, memberikan keunikan yang memperkaya pengalaman menonton dan mencegah penonton merasa terlalu terbebani oleh kengerian yang terus-menerus.
Dari segi visual, film Until Dawn menawarkan daya tarik yang sangat kuat berkat desain produksi yang memukau dan penggunaan efek praktikal yang terasa nyata. Detail dalam menciptakan latar tempat yang terpencil dan menakutkan, serta desain monster dan adegan kekerasan yang realistis, berhasil menciptakan atmosfer horor yang imersif.
Film ini dipuji karena kemampuannya dalam menyatukan elemen visual yang kuat, alur cerita yang menegangkan, dan atmosfer yang mencekam menjadi sebuah tontonan horor yang mengesankan dari awal hingga akhir. Bagi para penggemar game Until Dawn, film ini menjanjikan sebuah interpretasi baru dari kisah yang mereka cintai, sementara bagi penonton baru, film ini menawarkan sebuah pengalaman horor yang intens dan tak terlupakan di layar lebar. Kehadiran Until Dawn di bioskop Indonesia diharapkan dapat memenuhi dahaga para pencinta film horor akan tontonan yang berkualitas dan mampu memacu adrenalin.