REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi syariah Indonesia menunjukkan ketahanan dan kemajuan yang signifikan selama tiga dekade terakhir. Ini menjadi pilar penting dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan prinsip moralitas. Republika, kembali memperkuat komitmennya dengan menggelar Islamic Finance Dialogue. Acara ini bertujuan menyelaraskan ekonomi syariah dengan ekonomi berkelanjutan, sekaligus memberikan gaung yang sama besar di tingkat regional dan global.
Islamic Finance Dialogue merupakan bagian dari Indonesia Sharia Forum 2025, yang dirancang untuk mempertemukan para pemikir dan praktisi terkemuka di bidang keuangan syariah. Acara ini menghadirkan wawasan, solusi, dan praktik terbaik dalam mengembangkan program berkelanjutan di industri keuangan syariah.
Pemimpin Redaksi Republika, Andi Muhyiddin, menyatakan komitmen Republika dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah. Ekonomi syariah Indonesia, menurut pria yang akrab disapa Dio ini, telah menunjukkan ketangguhan dan relevansinya dalam mendorong pertumbuhan yang berlandaskan nilai moral dan keberlanjutan.
"Sebagai media yang konsisten mengawal isu ini, Republika berkomitmen menjadi ruang dialog strategis yang mempertemukan pemikiran, kebijakan, dan inovasi. Islamic Finance Dialogue adalah bentuk nyata dari semangat kolaborasi ini, demi mendorong ekonomi syariah yang lebih inklusif dan berdaya saing global,” ujarnya.
Diskusi ini akan berfokus pada eksplorasi peran keberlanjutan dalam keuangan syariah serta keselarasan dengan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, Islamic Finance Dialogue akan menyajikan wawasan dari institusi keuangan syariah dalam dan luar negeri.
Islamic Finance Dialogue akan diramaikan oleh jajaran pembicara terkemuka, antara lain:
Panelis 1: Datuk Prof Dr Mohamad Akram Laldin
Profesor di INCEIF University, Malaysia, dan pakar keuangan syariah global. Ia juga merupakan mantan Direktur Eksekutif International Shariah Research Academy for Islamic Finance (ISRA), serta anggota Dewan Penasihat Syariah di bank sentral Malaysia, Bank Negara Malaysia (BNM).
Panelis 2: Rima Dwi Permatasari
SVP ESG PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yang berperan dalam penerapan prinsip ESG di BSI, sejalan dengan nilai syariah untuk mendukung operasional berkelanjutan.
Panelis 3: Ali Mansour Fallahi
Country Economist di Islamic Development Bank (IsDB) Regional Hub Indonesia. Ia fokus pada analisis ekonomi dan dukungan proyek pembangunan di Indonesia yang sesuai prinsip keuangan syariah.
Panelis 4: Dedi Wibowo
Deputi Direktur Bisnis Digital dan Pusat Data Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Ia mendorong pertumbuhan inovasi dalam ekosistem digital syariah serta pengelolaan Pusat Data Ekonomi Syariah (PDES).
Acara ini diharapkan menjadi platform strategis untuk memperkuat posisi ekonomi syariah Indonesia dalam ranah ekonomi berkelanjutan global, sekaligus mendorong inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Islamic Finance Dialogue merupakan bagian dari Indonesia Sharia Forum 2025. ISF merupakan kolaborasi antara Republika, KNEKS dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Bukan hanya dialog, ISF juga menghadirkan Anugera Syariah Republika 2025 dan Anugera Adinata Syariah 2025, yang digelar di hari yang sama.
Acara ini didukung sejumlah pihak di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkomsel, Nano Bank Syariah, Bank Syariah Indonesia (BSI), Prudential Syariah, BPKH, Pupuk Indonesia, BCA Syariah, BTN Syariah, Paragon Corp, Rumah Zakat, Bank Muamalat dan Bank BTPN Syariah.