Jawab Tantangan Literasi, Siswa di Surabaya Ciptakan Aplikasi dan Gim Edukatif

8 hours ago 4

Home > Iptek Sunday, 06 Jul 2025, 11:53 WIB

Kedua karya diserahkan ke Pemkot Surabaya untuk dimanfaatkan lebih luas

Pustakawan Ahli Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Moch Arief (kanan) secara simbolis menerima aplikasi BookLens dari Daniel HandokoPustakawan Ahli Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Moch Arief (kanan) secara simbolis menerima aplikasi BookLens dari Daniel Handoko

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Tiga siswa Surabaya yang juga merupakan anak didik Leap English & Digital Class (Leap) mampu menciptakan aplikasi dan gim edukatif di tengah tantangan literasi yang membayangi generasi muda.


Aplikasi yang dimaksud adalah BookLens, karya Daniel Handoko (kelas 9). BookLens adalah aplikasi pemindai barcode buku yang menilai kesesuaian isi buku dengan usia pembaca.


BookLens dirancang untuk memindai barcode buku, yang kemudian akan menampilkan peringatan visual jika isi buku tidak sesuai dengan usia pembacanya. Warna merah akan muncul di layar gadget untuk memberitahukan bahwa isi buku tidak layak dikonsumsi anak-anak.


"Saat aku pergi ke perpustakaan ada buku-buku yang temanya kurang cocok untuk anak-anak, tetapi bisa diambil dengan mudah. Tidak ada pembeda usia. Itu kenapa aku bikin BookLens, supaya anak-anak tidak salah baca buku," kata Daniel di sela acara LeapXperience yang digelar di Atrium Pakuwon City Mall, Surabaya, Sabtu (5/7/2025) malam.


Inovasi karya Daniel ini pun diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan literasi ramah anak. BookLens juga telah menarik perhatian lembaga internasional yang memberikan dukungan hibah serta peluang inkubasi lebih lanjut.

Penyerahan Reading Aloud Board Game dari Leap ke Pemkot SurabayaPenyerahan Reading Aloud Board Game dari Leap ke Pemkot Surabaya

Selain BookLens, ada juga Reading Aloud Board Game, permainan papan edukatif hasil kolaborasi Goldy dan Maudy. Gim ini memadukan pembelajaran membaca dengan elemen permainan interaktif.


Reading Aloud Board Game dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca lantang dan menumbuhkan minat baca sejak usia dini. Karya ini juga telah mendapatkan pengakuan internasional dan tengah dikembangkan untuk distribusi ke sekolah dan komunitas literasi di berbagai daerah.


Direktur Leap, Ika Yadin menjelaskan, LeapXperience merupakan program dirancang untuk anak-anak yang secara skill bahasa Inggris sudah cukup, kemudian diarahkan untuk membuat satu karya yang lebih inovatif.


"Setiap batch atau setiap angkatan itu kita kasih satu topik SDGs. Terus kita paparkan dengan dengan kondisi real di lapangan. Terus kemudian kita bimbing Supaya mereka pada akhirnya bisa punya ide gitu untuk menciptakan solusi," kata Ika.


Dua inovasi karya anak didik Leap tersebut pun diserahkan ke Pemkot Surabaya pada acara LeapXperience bertajuk Little Heroes: Guardians of Tomorrow - Changemaker Fair.


Ika berharap inivasi karya anak didiknya tersebut tidak hanya digunakan sendiri, tetapi bisa bermanfaat bagi anak-anak lain. Maka dari itu pihaknya menyerahkan inovasi tersebut ke Pemkot Surabaya.


"Supaya nanti bisa dipakai untuk anak-anak Kota Surabaya secara meluas, dampaknya atau manfaatnya bisa dirasakan secara luas," ujarnya.


Pustakawan Ahli Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Moch Arief mengaku bangga atas inovasi yang diserahkan ke Pemkot Surabaya tersebut. Ia memastikan, inovasi tersebut akan digunakan untuk mendukung program literasi di Kota Pahlawan.


"Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menyambut hangat dan bangga menerima secara simbolis kedua karya ini. Akan kami gunakan sebagai program literasi yang kami jalankan di Surabaya ini," kata dia.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |