REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Total korban meninggal dunia di tiga provinsi karena bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera meningkat menjadi 1.016 jiwa, Senin (15/12/2025). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan saat ini operasi pencarian dan pertolongan korban masih terus dilanjutkan.
"Sementara itu, jumlah korban hilang menurun dari 217 orang menjadi 212 orang, seiring proses identifikasi dan sinkronisasi data kependudukan lintas daerah," kata Abdul saat konferensi pers Update Penanganan Bencana Hidrometeorologi Aceh di Pusat Informasi dan Media Center, di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Ahad (14/12/2025).
Menurutnya, operasi search and rescue (SAR) korban bencana hidrometeorologi di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatra Barat, dilakukan secara terukur dan terkoordinasi.
“Operasi SAR kami sesuaikan dengan data korban hilang yang dilaporkan di masing-masing kabupaten/kota," kata dia.
Keputusan ini diambil setelah adanya koordinasi intensif antara BNPB dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dengan mempertimbangkan dinamika laporan korban hilang di lapangan. a memastikan seluruh laporan korban hilang ditindaklanjuti secara serius dan akurat.
"Meski di beberapa wilayah laporan korban hilang telah nihil, tim Basarnas tetap bersiaga karena ada kemungkinan korban ditemukan di wilayah administratif lain yang berdekatan,” ujarnya.
Untuk Aceh, katanya, operasi SAR masih berlangsung di enam kabupaten, yaitu Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Nagan Raya. Di Sumatera Utara, pencarian dan pertolongan dilanjutkan untuk Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.
Di Sumatera Barat, operasi SAR diteruskan di empat wilayah, yaitu Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar.
Ia mengatakan korban yang ditemukan di wilayah berbeda bakal tetap diidentifikasi secara ketat berdasarkan nama dan alamat, kemudian dicocokkan dengan data kependudukan untuk memastikan asal daerah korban. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga keakuratan data nasional dan mencegah duplikasi pencatatan.
Selain wilayah yang masih aktif melaksanakan SAR, beberapa kabupaten lain juga berstatus Basarnas siaga. Apabila, terdapat laporan baru dari keluarga atau masyarakat terkait dugaan korban hilang, operasi pencarian akan kembali dibuka.
Perkembangan terbaru, tim gabungan SAR yang dipimpin Basarnas pada Ahad, menemukan 66 korban meninggal dunia, terdiri atas 33 korban di Aceh, 19 korban di Sumatera Utara, dan 14 korban di Sumatera Barat.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir, kata dia, jumlah korban hilang berkurang 58 orang, seiring temukan sejumlah korban yang sebelumnya dilaporkan hilang. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh hasil verifikasi ulang berbasis kecamatan yang dilakukan pemerintah daerah.
“Proses identifikasi di lapangan sangat dinamis. Ada kasus khusus, misalnya jasad yang ditemukan di area pemakaman dan ternyata merupakan warga yang telah meninggal sebelum bencana. Setelah diverifikasi, data korban akan disesuaikan,” ujarnya.
Pada hari yang sama, tim SAR juga menemukan 10 jasad, masing-masing sembilan korban di Aceh dan satu korban di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Hidayat, warga Desa Lhok Ang, menjelaskan soal tumpukan gelondongan kayu yang hanyut bersama banjir bandang di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, Selasa (2/12/2025).

2 hours ago
6













































