Kakak Cak Imin Ikut Uji Kelayakan Calon Ketua DPW PKB

3 hours ago 4

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (kanan) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (18/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bidang Organisasi, Abdul Halim Iskandar membuka Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) Tahap I Gelombang II bagi 60 calon Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB s-Indonesia di kantor DPP PKB, Senin (22/12/2025). Uniknya, Halim turut menjadi peserta seleksi.

Dia ikut UKK calon ketua DPW PKB Jawa Timur (Jatim) dalam proses asesmen yang sama. Padahal, Halim merupakan kakak dari Ketum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar.

"Ini sebagai bentuk komitmen prinsip kesetaraan dan profesionalisme dalam pengelolaan organisasi partai," kata Halim dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin (22/12/2025).

Asesmen dilakukan oleh lembaga profesional yang secara khusus bakal menguji mereka selama 22-23 Desember 2025. "Saya kali ini membuka UKK sebagai pelaksana, maka bajunya berbeda. Bagi yang protes saat saya pakai baju ini bisa saya coret. Tapi setelah saya ganti baju seperti sahabat-sahabat semua, kedudukan kita sama," kata Halim.

Seluruh proses penjaringan, penyaringan, hingga penetapan pimpinan partai, baik di tingkat DPW maupun DPC dilakukan untuk memastikan PKB dikelola secara profesional, progresif, serta memiliki ukuran dan mekanisme yang dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat dua prinsip utama dalam pelaksanaan UKK.

Pertama, memastikan seluruh pimpinan PKB memiliki kapasitas kepemimpinan yang memadai, yang salah satunya diukur melalui asesmen. "Hasil asesmen tersebut akan ditindaklanjuti dalam UKK Tahap II yang berfokus pada pendalaman komitmen," ujar Halim.

Kedua, Halim menyebut, kegiatan itu bertujuan memperkuat capacity development para calon pimpinan. Pasalnya, seluruh peserta diberikan ruang untuk berdiskusi langsung dengan tim penguji guna memahami dan mengevaluasi hasil asesmen masing-masing.

"Misalnya setelah asesmen muncul hasil terlalu otoriter, silakan didiskusikan. Bagaimana mengubah diri menjadi pemimpin yang tidak otoriter," ujar Halim.

Read Entire Article
Politics | | | |