Jamaah Indonesia rombongan pertama tiba di Makkah melakukan umroh wajib di Masjidil Haram, Sabtu (10/5/2025).
Laporan Jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau jamaah haji agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit selama di Arab Saudi. Satu yang mesti diwaspadai ialah Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Berdasarkan informasi dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kemenkes Arab Saudi melaporkan adanya sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV. Ini tercatat sejak 1 Maret hingga 21 April 2025.
Dalam rentang waktu tersebut, ada delapan orang terjangkit penyakit MERS di wilayah Riyadh, sedangkan seorang lainnya di Hail. Dari jumlah tersebut, dua orang dinyatakan meninggal dunia.
Di antara kasus yang teridentifikasi di Riyadh, ada enam petugas kesehatan yang tertular infeksi nosokomial dari satu pasien yang mereka rawat. Bagaimanapun, persebaran MERS di Arab Saudi masih dalam status terkendali.
“Kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi, namun para jamaah dan petugas haji harus selalu waspada,” ujar dr Mohammad Imran selaku Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah, Kamis (15/5/2025).
Lebih lanjut, Imran menjelaskan bahwa MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona. Penularan dapat terjadi melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, terutama unta, atau melalui droplet pernapasan dari manusia ke manusia.
Gejala umumnya meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah.
Ia menegaskan bahwa KKHI di Makkah maupun Madinah selalu siap siaga memberikan pelayanan medis bagi jamaah yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan.