Kota-Kota di Italia Dilanda Kerusuhan Imbas Demo Keputusan PM Meloni yang tak Akui Negara Palestina

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Puluhan ribu rakyat Italia di beberapa kota pada Senin (22/9/2025) menggelar demonstrasi hingga terlibat bentrok dengan polisi merespons keputusan pemerintahan Giorgia Meloni yang tidak mengakui negara Palestina. Demonstrasi bagian dari aksi 'Ayo Blokir Semuanya', yang diserukan oleh serikat-serikat pekerja melawan pembunuhan massal warga Palestina di Gaza.

Di stasiun pusat Kota Milan, aparat polisi menggunakan peralatan lengkap anti huru-hara menggunakan gas air mata untuk memecah kerumunan massa yang sebagian besar berpakaian hitam sambil mengibarkan bendera Palestina menghancurkan jendela stasiun dan melemparkan kursi ke arah polisi. Laporan media setempat dilansir, India Today, bentrokan berakibat lebih dari 60 polisi cedera, dan 10 pendemo ditangkap.

Di Turin dan Bologna, mahasiswa memblokir ruang-ruang kuliah. Di Bologna, para pendemo juga memblokir jalan tol, memberhentikan kendaraan-kendaraan yang lewat sementara polisi berusaha memecah konsentrasi massa aksi dengan tembakan water cannon.

Di ibu kota Roma, puluhan ribu berdiri di luar sebuah stasiun kereta sebelum berparade yang memblokir sebuah jalan lingkar luar kota. Para demonstran membawa atribut dengan slogan "Palestina Merdeka" dan "Ayo Blokir Semuanya".

Di bagian selatan kota Naples, terjadi juga bentrokan antara polisi dengan massa yang memaksa untuk marangsek masuk ke dalam stasiun utama. Beberapa dari mereka berhasil mencapai jalur kereta yang mengakibatkan penundaan beberapa perjalanan. Di barat laut Genoa, para pemrotes yang berkumpul di sekitar pelabuhan terlihat mengibarkan bendera Palestina.

"Rakyat Palestina terus memberikan kepada kita pelajaran tentang martabat dan perlawanan," kata Rocky, seorang demonstrans di Genoa dari sebuah serikat buruh akar rumput. "Kami belajar dari mereka dan berusaha melaksanakan bagian kami," Rocky, menambahkan.

Transportasi publik menjadi sarana yang paling terganggu oleh aksi demonstran, bahkan jalur utara kereta di Milan sempat ditutup.  Bentrokan di berbaga kota di Italia hampir bersamaan dengan momen deklarasi pengakuan negara Palestina oleh beberapa negara di Sidang Umum PBB, di New York, AS, termasuk dari Inggris, Australia, Kanada, Portugal, dan Prancis.  

Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang menuai kecaman atas keputusan politiknya terhadap Gaza menilai aksi kekerasan para demonstran memalukan. Diketahui, meski Itali memilih mendukung sebuah negara Palestina di sidang PBB pada awal bulan ini, Meloni belakangan memutuskan untuk menentang pengakuan secara formal terhadap pembentukan sebuah negara Palestina.

Meloni mengutuk kekerasan yang terjadi di Milan dan kota-kota lainnya  sambil menyebut bahwa tindakan para demonstran kelewatan. Dalam sebuah unggahan di X, Meloni menegaskan, pengerusakan "tidak akan mengubah satu hal pun bagi rakyat di Gaza".

"Kekerasan dan pengerusakan yang tidak ada hubungannya dengan solidaritas dan tidak akan mengubah satu hal pun bagi rakyat di Gaza, tapi akan memberikan konsekuensi konkret bagi warga Italia, yang akan berujung penderitaan dan membayar kerusakan yang diakibatkan oleh para berandalan ini," kata Meloni.

Pemerintahan Italia yang dipimpin Meloni belum lama ini mengatakan bahwa, akan menjadi kontra produktif, mengakui sebuah negara Palestina yang tidak pernah ada. Pendirian Meloni itu telah membuat oposisinya dari kalangan politisi sayap kiri marah.

Read Entire Article
Politics | | | |