Macam-Macam Membentuk Sikap dalam Hubungan Manusia

5 hours ago 1

Image Dieki Ferosa

Edukasi | 2025-05-01 16:52:18

Membangun Ikatan dalam Hubungan Manusia (Sumber : Foto Pribadi/Dieki Ferosa Betas)

Sikap terdiri atas tiga komponen yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen kognitif berupa keyakinan seseorang, komponen afektif menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan bertindak sesuai dengan sikapnya. 

  • Komponen Kognitif adalah yang berisi tentang persepsi, stereotipe, dan kepercayaan, yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Sudut pandang dan kepercayaan seseorang mengenai objek sikap berwujud persepektif.
  • Komponen Afektif Komponen afektif melibatkan perasaanatau emosi. Reaksi emosional diri terhadap suatu objek yang akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap suatu objek.
  • Komponen konatif memiliki sifat kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam keadaan tertentu dan dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak disebabkan oleh kepercayaan dan perasaa terhadap stimulus tersebut.

Berikut dibawah ini akan ada beberapa penjelasan dari proses terbentuknya sikap seseorang dalam hubungan manusia, yang terdiri dari:

Sosialisasi

Secara sederhana dan universal pengertian sosialisasi adalah proses belajar-mengajar dalam berperilaku di dikeramaian atau di masyarakat. Beberapa individu juga mengatakan bahwa sosialisasi adalah proses penanaman nilai, aturan ,dan kebiasaan dalam berprilaku di masyarakat dari turun-temurun. Dalam proses sosialisasi sendiri, manusia disesuaikan dengan status sosial dan peran masing-masing di dalam kelompok masyarakat.

Teman Sebaya

Teman sebaya adalah seseorang yang memiliki kedudukan, status , usia, dan pola pikir yang hampir sama. Teman sebaya didefinisikan sebagai kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang dengan usia, pendidikan atau status sosial yang serupa (Blazevic, 2016). Perilaku individu dipengaruhi oleh rekan mereka, sehingga teman sebaya menjadi rujukan (reference group) dalam mengembangkan perilaku remaja. Lingkungan teman sebaya tentunya memiliki peran bagi remaja di manapun berada, tak terkecuali di sekolah (Pasaribu & Siregar, 2023).

Pengaruh Media

Media, baik tradisional (seperti televisi, radio, dan surat kabar) maupun digital (termasuk media sosial dan platform online), memiliki dampak yang signifikan dalam hubungan manusia (Human relations). Pengaruh ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyampaian informasi hingga pembentukan citra dan reputasi organisasi atau individu.

  • Penyampaian Informasi dan Framing, Media menyampaikan informasi dengan cara tertentu yang dapat memengaruhi cara individu memahami dan menilai suatu isu. Melalui proses framing, media menyoroti aspek-aspek tertentu dari suatu peristiwa, yang kemudian membentuk persepsi dan sikap publik terhadap isu tersebut.
  • Modeling dan Identifikasi Sosial, Tokoh-tokoh di media sering menjadi panutan bagi penonton atau pengguna media sosial. Melalui proses modeling, individu meniru perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang ditampilkan oleh tokoh-tokoh tersebut. Hal ini dapat memperkuat atau mengubah sikap individu dalam interaksi sosial mereka.
  • Validasi Sosial, Media sosial memungkinkan individu untuk melihat dan berinteraksi dengan opini dan sikap orang lain secara real-time. Fenomena ini dapat memperkuat sikap individu melalui validasi sosial, di mana mereka merasa didukung oleh kelompoknya. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan group polarization, di mana diskusi dalam kelompok yang homogen memperkuat sikap ekstrem

Reward dan Punishment

Secara sederhana, reward mencakup proses yang dilakukan dengan memberi penguatan (reinforcement) dalam bentuk penghargaan, sehingga dengan diberikanya penghargaan di harapkan dengan sendirinya akan timbul perilaku positif dan terus melakukan hal tersebut dengan lebih baik lagi di masa yang akan datang. Fahmi (2022: 64) menyatakan, “reward atau sering kita sebut dengan kompensasi merupakan bentuk pemberian balas jasa yang diberikan kepada seseorang karyawan atas prestasi pekerjaan yang dilakukan, baik berbentuk finansial maupun non finansial”.

Selain reward yang berperan dalam memberikan penghargaan kepada seseorang, punishment juga memeliki peran yang tak kalah penting dalam membentuk atau memperbaiki sikap seseorang. Punishment dilakukan oleh seseorang untuk memberikan perbaikan atas perilaku atau memperbaiki sikap seseorang untuk memberikan perbaikan atas perilaku atau pencapaian prestasi yang kurang memuaskan.

Pengaruh Budaya

Secara umum, sifat-sifat kebudayaan bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan dapat berbeda sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Hal ini mengakibatkan setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaannya sendiri.Namun demikian, setiap kebudayaan memiliki citi-ciri khusus berdasarkan latar belakang atau pengalaman.

  • Membentuk Cara Berkomunikasi
  • Mempengaruhi Nilai dan Norma Sosial
  • Membangun Identitas Sosial
  • Mengatur Tata Krama dan Etika

Jadi, Hubungan manusia adalah proses interaksi seseorang yang melibatkan beberapa elemen seperti komunikasi, kerja sama, , pemahaman sosial, dan empati untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam konteks organisasi atau kehidupan sosial, hubungan manusia yang baik mendorong terciptanya lingkungan yang harmonis, produktif, dan saling menghargai. Value hubungan seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap, kemampuan memahami perbedaan , keterampilan komunikasi, dan kesediaan untuk bekerja sama. Karena itu, memelihara dan membangun hubungan manusia yang positif merupakan kunci penting dalam meningkatkan keberhasilan sosial, kepuasan hidup, dan efektivitas kerja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |