REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan kembali peran vital Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai garda terdepan pelayanan keagamaan negara yang bersentuhan langsung dengan kehidupan umat. Menurut Nasaruddin, KUA bukan sekadar unit administratif, melainkan institusi yang memiliki fungsi teologis, sosial, dan kemasyarakatan yang sangat strategis.
“KUA itu bukan kantor biasa. Ia mentransformasikan yang haram menjadi halal melalui akad, berfungsi sebagai wali hakim, dan menghadirkan negara dalam setiap pembentukan keluarga,” ujar Nasaruddin saat memberikan arahan pada malam penganugerahan Anugerah Layanan KUA 2025 di Serpong, Tangerang, Jumat (12/12/2025).
Ia menjelaskan, peran KUA mencakup berbagai aspek penting, mulai dari memastikan keabsahan pernikahan, mengelola ikrar wakaf, membina kehidupan keagamaan di tingkat kecamatan, hingga menjadi rujukan penyelesaian konflik sosial dan keluarga. Karena itu, kehadiran KUA disebutnya sebagai wajah nyata negara yang paling dirasakan masyarakat.
“Banyak tugas camat, bupati, bahkan gubernur yang dalam praktiknya dilakukan aparat Kemenag di daerah. Di lapangan, kehadiran KUA itulah yang paling dirasakan masyarakat,” ucapnya.
Ia juga menyoroti beratnya tantangan yang dihadapi para penghulu dan petugas KUA, terutama dalam menangani kasus-kasus sensitif seperti pernikahan usia rentan, problem diaspora WNI di luar negeri, potensi poliandri karena ketidakteraturan dokumen, hingga perkawinan daring yang memerlukan kejelasan hukum dan prosedur.
“KUA bekerja 24 jam. Mereka menghadapi persoalan yang tidak sederhana. Karena itu jangan hanya melihat kekurangannya, tapi lihat betapa besar pengorbanannya,” katanya.
Nasaruddin juga menyampaikan apresiasi atas inovasi yang terus tumbuh di lingkungan KUA, termasuk gagasan-gagasan baru seperti KUA Ekoteologi, yang mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman dengan kepedulian lingkungan.
“Persyaratan menanam pohon sebelum menikah, misalnya, itu bukan sekadar seremoni. Itu pendidikan tanggung jawab—bahwa merawat keluarga itu seperti merawat pohon,” jelas Nasaruddin.
Dalam acara tersebut, Kementerian Agama juga memberikan sembilan kategori penghargaan layanan KUA, mulai dari multi layanan hingga pencegahan konflik. Tahun ini juga diberikan Kategori Khusus Tokoh Perubahan KUA bagi mereka yang dinilai mendorong inovasi dan transformasi layanan secara signifikan.
Ia pun memberikan apresiasi mendalam kepada seluruh penghulu, penyuluh, dan pelaksana layanan KUA di seluruh Indonesia. “KUA adalah garda depan Kementerian Agama. Mereka bekerja dengan hati. Dan mereka adalah aparatur yang paling dekat dengan umat, bahkan paling berpeluang masuk surga karena besarnya jasa mereka,” ujar Nasaruddin.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad menjelaskan, KUA merupakan unit terdepan Kementerian Agama yang tersebar di 5.917 kecamatan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa KUA terus berupaya memberikan pelayanan optimal meskipun masih terdapat kantor yang berdiri di atas lahan bukan milik Kemenag.
“Masih ada KUA yang berada di tanah wakaf, aset pemda, atau bahkan milik pihak lain. Kami berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk dapat menghibahkan lahan sehingga Kemenag bisa membangun fasilitas yang lebih layak melalui skema SBSN,” ujarnya.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai, katanya, menjadi kunci dalam memastikan pelayanan KUA semakin nyaman, terstandar, dan mampu menjangkau seluruh masyarakat.
Abu juga menegaskan bahwa Anugerah Layanan KUA 2025 merupakan bentuk penghargaan atas dedikasi ribuan insan KUA di seluruh Indonesia.
"Lebih dari 12 ribu penghulu, 28 ribu penyuluh agama, serta 35 ribu pelaksana layanan setiap hari bekerja memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan keagamaan yang terbaik," ucapnya.
"Penghargaan ini bukan ajang perlombaan, melainkan apresiasi atas kerja nyata para pelaksana layanan yang selama ini menjadi garda terdepan pelayanan publik Kementerian Agama,' katanya.
Tahun ini, penghargaan diberikan kepada KUA dan pemerintah daerah yang dinilai mampu menghadirkan layanan terbaik di berbagai bidang. Di antaranya: KUA Multilayanan, KUA Ekoteologi, KUA Berbasis Digital, KUA Tertib Administrasi, dan KUA Inspiratif. Penghargaan juga diberikan kepada KUA yang unggul dalam pemberdayaan dana sosial keagamaan, pencegahan konflik keagamaan, inovasi program penyuluhan, serta layanan ramah kelompok rentan.
Tahun ini juga diberikan Kategori Khusus Tokoh Perubahan KUA, sebagai bentuk apresiasi kepada individu yang dinilai berkontribusi signifikan dalam mendorong inovasi, memperkuat kualitas layanan, dan menginspirasi percepatan transformasi KUA di tingkat nasional.

11 hours ago
8













































