Menag Nasaruddin Umar Beri Penghargaan kepada 30 Guru Buddha

3 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama RI memberikan penghargaan kepada 30 Guru Pendidikan Agama Buddha dan Pendidikan Keagamaan Buddha dari berbagai daerah di Indonesia. Penganugerahan tersebut digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad (21/12/2025). Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar.

Dalam kesempatan itu, Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar menilai langkah yang dilakukan Direktorat Jenderal Bimas Buddha sangat membantu guru-guru yang mengajar di sekolah Buddha. Menurut dia, penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk motivasi agar para guru tetap menjadi teladan bagi peserta didik.

“Kemampuan Pak Dirjen untuk menyisihkan anggaran dan memberikan apresiasi kepada guru berprestasi, seperti pemberian laptop dan piagam penghargaan, akan sangat membantu guru agar lebih termotivasi meraih prestasi ke depan,” ujar Nasaruddin.

Ia juga menyoroti apresiasi kepada guru yang bertugas di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Menurutnya, penghargaan terhadap guru di wilayah sulit, serta mereka yang berinovasi, berprestasi, aktif sosial, dan kreatif di bidang konten, akan menumbuhkan semangat baru di kalangan pendidik.

“Dengan apresiasi ini, hasilnya pasti akan terlihat dalam dunia pendidikan. Murid-murid akan lebih hebat dan lebih bersemangat untuk berprestasi,” kata Nasaruddin.

Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan bahwa pemberian penghargaan tersebut merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menegaskan bahwa guru berdedikasi dan inovatif berhak memperoleh penghargaan tertinggi.

Sepanjang 2025, Ditjen Bimas Buddha secara konsisten mengimplementasikan program prioritas Kementerian Agama di bidang pendidikan melalui tiga pilar strategis. Dia menjelaskan, pilar pertama adalah kurikulum dan karakter dengan peluncuran kurikulum berbasis cinta sebagai fondasi moral bagi anak bangsa.

Pilar kedua, profesionalisme, diwujudkan melalui percepatan sertifikasi guru lewat program PPKK Jabatan serta transformasi pembelajaran digital agar guru adaptif terhadap teknologi. Pilar ketiga adalah kesejahteraan dan mutu, melalui pelaksanaan asesmen nasional, cek kesehatan gratis bagi siswa, serta penyediaan buku penunjang di daerah tertentu.

“Kami menyadari bahwa guru adalah jantung transformasi ini. Melalui tema Bakti Guru untuk Negeri, Cerdas Berteknologi, Peduli Inklusi, Mulia dalam Budi, kita sedang membangun peradaban,” ujar Supriyadi.

Direktur Jenderal Bimas Buddha berharap, melalui penghargaan ini para guru terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan tetap menjunjung tinggi rasa keadilan dan kepatutan dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Sebagai informasi, sebanyak 30 guru terpilih menerima apresiasi setelah melalui proses seleksi yang ketat, meliputi verifikasi dan validasi portofolio. Dokumen pendukung para kandidat sebelumnya dihimpun dan diajukan oleh Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha dari Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat provinsi di seluruh Indonesia.

Penghargaan diberikan kepada Guru Pendidikan Agama Buddha dalam delapan kategori, yakni Dedikatif, Inspiratif, Mengabdi di Daerah Khusus (3T), Inovasi Pembelajaran, Kreatif, Konten Kreator, Guru Berprestasi Akademik dan/atau Non-Akademik, serta Aktivis Sosial (Pengabdian Masyarakat). Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Guru Pendidikan Keagamaan Buddha (PKB) dalam dua kategori khusus, yaitu Guru Inovatif (PKB) dan Guru Kreatif (PKB).

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |